Holding BUMN Energi Bisa jadi Solusi Harga Listrik Murah

Gentur Putro Jati | CNN Indonesia
Senin, 31 Okt 2016 09:20 WIB
Dengan menjadi anak usaha Pertamina, maka diharapkan pasokan BBM dan panas bumi PLN bisa lebih terjamin dan bisa lebih murah dalam menghasilkan listrik.
PLTU Tanjung Jati B di Desa Tubanan, Kecamatan Kembang, Jepara, Jawa Tengah. (Dok. PLN)
Jakarta, CNN Indonesia -- PT PLN (Persero) kembali didorong masuk ke dalam perusahaan induk pelat merah di sektor energi untuk bergabung dengan PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) yang sudah lebih dulu disiapkan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menjadi anak usaha PT Pertamina (Persero).

Menurut Direktur Indonesia Resource Studies (IRESS) Marwan Batubara, penggabungan PLN ke Pertamina sebagai koordinator holding BUMN energi akan membuat biaya produksi listrik ke seluruh Indonesia menjadi lebih murah.

Pasalnya Pertamina melalui anak usahanya, yaitu PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) sudah mengoperasikan banyak sumur panas bumi di berbagai wilayah Indonesia yang selama ini memasok uap ke Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) yang dikelola PLN maupun dioperasikan sendiri.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Sekitar 65 persen biaya yang dikeluarkan untuk produksi listrik berasal dari energi primer seperti solar, gas, dan batubara. Pemerintah seharusnya berperan untuk mengatur harga energi ke PLN agar bisa lebih murah, salah satunya melalui panas bumi,” ucap Marwan, dikutip Senin (31/10).

Bergabungnya PLN ke Pertamina dalam skema holding BUMN sektor energi juga dinilainya lebih ideal dibandingkan rencana PLN mengakuisi saham PGE sebanyak 50 persen.

Selain bisa mendapatkan harga panas bumi lebih murah karena menjualnya ke sesama anak usaha Pertamina sebagai induk usaha, penggabungan tersebut juga akan mempermudah PLN mendapat pasokan bahan bakar minyak (BBM) yang juga dibutuhkan PLN untuk memproduksi listrik.

Pengamat Kebijakan Energi Sofyano Zakaria, menganggap holding energi di bawah induk Pertamina merupakan hal wajar karena memiliki aset dan penghasilan paling besar.

“Bila Pertamina ditunjuk sebagai holding energi dimana di bawahnya termasuk PLN ya nggak ada masalah, karena holding kan sifatnya hanya mengkoordinir. Sekarang butuh payung hukum bahwa Pertamina merupakan induk holding energi yang membawahi migas, listrik, panas bumi, dan lain-lain,” imbuh Sofyano. (gen)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER