Wall Street Melemah Terkena Imbas Skandal Email Clinton

Agust Supriadi | CNN Indonesia
Selasa, 01 Nov 2016 06:21 WIB
Selain itu, investor juga masih menunggu hasil pertemuan The Federal Reserve terkait rencana kenaikan suku bunga acuan, yang akan dimulai pada Selasa pekan ini.
Bursa saham Amerika Serikat relatif stagnan dan ditutup melemah pada perdagangan kemarin, Senin (31/10). (Reuters/Lucas Jackson)
Jakarta, CNN Indonesia -- Bursa saham Amerika Serikat relatif stagnan dan ditutup melemah pada perdagangan kemarin, Senin (31/10). Sementara kurs dolar AS mengalami depresiasi terhadap sebagian besar mata uang utama dunia.

Faktor politik yang memanas pasca Biro Investigasi Federal (FBI) mengumumkan rencana penyelidikan baru terkait skandal email Hillary Clinton menjadi sentimen utama yang memengaruhi psikologis pelaku pasar.

Selain itu, investor juga masih menunggu hasil pertemuan dewan gubernur bank sentral AS (The Federal Reserve), yang akan dimulai pada Selasa pekan ini waktu setempat. Para pelaku pasar tampaknya meragukan kemungkinan The Fed menaikkan suku bunga acuan pada pekan ini.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mengutip Reuters, indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) turun 18,77 poin atau 0,1 persen ke level 18.142,42, sedangkan S&P 500 melemah 0,26 poin atau 0,01 persen menjadi 2.126,15. Demikian pula dengan indeks Nasdaq Composite, terkoreksi 0,97 poin atau 0,02 persen menuju 5.189,14.

Sekitar 6,8 miliar saham berpindah tangan di bursa AS sepanjang perdagangan kemarin. Volume transaksi perdagangan itu melampaui rata-rata transaksi harian selama 20 sesi terakhir, yang berkisar 6,4 milia saham.

Sementara dari pasar valas, nilai tukar euro terhadap dolar AS menguat 0,07 persen, sedangkan pound Inggris naik 0,4 persen. Demikian pula dengan dolar Australia, menguat 0,3 persen terhadap dolar AS.

Penyelidikan kembali kasus lama berdasarkan penemuan terbaru FBI ini memicu pertanyaan publik karena hanya berselang beberapa hari menjelang pemilu presiden AS. Hal ini menambah ketidakpastian peluang menang calon presiden dari Partai Demokrat dalam pemilihan presiden mendatang atas rivalnya dari Partai Republik, Donald Trump.

Dalam jajak pendapat terakhir, Clinton masih memimpin perolehan suara atas Trump. Namun, selisih suara keduanya semakin menyempit sejak awal pekan lalu meski sejauh ini belum diketahui apakah kontroversi penyelidikan kembali kasus email Clinton akan mengikis dukungan terhadapnya. Sesuai jadwal, pemilihan presiden dan kongres AS akan digelar pada 8 November 2016. (ags)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER