Jakarta, CNN Indonesia -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diramalkan kembali berfluktiasi dengan kecenderung menguat pada Selasa (1/11). Prediksi inflasi Oktober yang masih akan terkendali dan rilis laporan keuangan emiten akan menjadi perhatian utama pelaku pasar pada hari ini.
Analis Reliance Securities Lanjar Nafi menjelaskan, mayoritas bursa Asia ditutup tertekan pada perdagangan kemarin. Di mana saham sektor produsen energi jatuh karena kesepakatan untuk memangkas produksi minyak mentah gagal dilakukan oleh produsen minyak mentah pada pertemuan di Wina.
"Harga minyak pun merosot ke posisi terendah dalam satu bulan. Data industrial productions di Jepang turun dibawah ekspektasi menjadi salah satu faktor penekan bursa di Jepang pada perdagangan kemarin," ungkap Lanjar dalam risetnya, dikutip Selasa (1/11).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara, IHSG berhasil ditutup positif kemarin ke level 5.422 atau naik 12,27 poin (0,23 persen). Menurut Lanjar, laporan keuangan kuartal III masih menjadi sentimen utama dalam pergerakan saham kemarin.
Namun, investor asing tercatat melakukan aksi jual bersih sebesar Rp148,72 miliar karena cenderung hati-hati terhadap faktor eksternal, sehingga total dana asing yang keluar (capital outflow) pada Oktober mencapai Rp2,2 triliun.
Sentimen selanjutnya, lanjut Lanjar, pada awal November ini berasal dari pertemuan Bank of Japan yang membahas mengenai kebijakan moneter dan data penjualan kendaraan di Jepang.
"Malamnya investor akan menfokuskan diri pada hasil pemeriksaan FBI pada Hillary Clinton dan Data Kinerja Manufaktur di Amerika Serikat," terangnya.
Hari ini, IHSG diprediksi bergerak bervariasi cenderung menguat dengan rentang support 5.406 dan resisten 5.445. Saham-saham yang direkomendasikannya antara lain, ASII, ASRI, BBCA, BMTR, INCO, LPKR, SSIA, ADHI, dan PTPP.
Sementara, analis Asjaya Indosurya Securities William Surya Wijaya memprediksi IHSG bergerak dengan rentang support 5.386 dan resisten 5.488. Menurutnya, rilis data perekonomian inflasi terlihat masih terkendali, sehingga hal tersebut akan mendorong laju IHSG hari ini.
"IHSG masih bergerak dalam fase konsolidasi, sembari menunggu rilis data perekonomian inflasi yang disinyalir masih akan berada dalam kondisi terkendali. IHSG berpotensi menguat," papar William dalam risetnya.
(ags)