Pesimisme Sri Mulyani Diprediksi Hambat Laju IHSG

Dinda Audriene | CNN Indonesia
Rabu, 26 Okt 2016 08:46 WIB
Menteri Keuangan Sri Mulyani memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal III tahun ini akan lebih rendah dari pertumbuhan kuartal II sebelumnya.
Menteri Keuangan Sri Mulyani memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal III tahun ini akan lebih rendah dari pertumbuhan kuartal II sebelumnya. (CNN Indonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kondisi pasar saham global yang kurang kondusif dan pesimisme Menteri Keuangan Sri Mulyani terhadap pertumbuhan ekonomi kuartal III diprediksi menekan laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini, Rabu (26/10), sehingga rawan mengalami koreksi lanjutan.

Kepala Riset First Asia Capital David Sutyanto menyatakan, saham Wall Street tadi malam bergerak fluktuatif dalam rentang terbatas ditutup di teritori negatif. Indeks Dow Jones dan S&P masing-masing koreksi 0,30 persen dan 0,38 persen di 18.169,27 dan 2.143,16.

"Koreksi di Wall Street terutama dipicu respon negatif atas sejumlah rilis laba kuartal III-2016 emiten sektoral yang kurang menggembirakan," terang David dalam risetnya, dikutip Rabu (26/10).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tak hanya itu, pasar saham global juga dipengaruhi oleh harga minyak mentah yang turun 2,4 persen tadi malam. Penurunan tersebut menyebabkan harga mentah tadi malam menjadi US$49,3 per barel.

Sementara itu, IHSG juga mengalami koreksi pada penutupan kemarin. IHSG ditutup melemah 23,17 poin (0,43 persen) ke level 5.397. David menilai, pasar kurang bergairah karena pelaku pasar mengkhawatirkan pencapaian laba kuartal III-2016 sejumlah emiten sektoral.

Hal itu terjadi setelah Menteri Keuangan Sri Mulyani memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal III tahun ini akan lebih rendah dari pertumbuhan kuartal II sebelumnya yang mencapai 5,18 persen secara tahunan (yoy).

Kekhawatiran pasar, lanjut David, atas prospek pertumbuhan ekonomi tahun depan juga meningkat setelah Pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) menyepakati pertumbuhan ekonomi tahun depan hanya 5,1 persen turun dari perkiraan sebelumnya 5,3 persen.

"Ini memicu kekhawatiran akan pertumbuhan laba emiten sektoral tahun depan," ungkap David.

Dengan berbagai sentimen negatif tersebut, IHSG diperkirakan masih melanjutkan pelemahannya pada perdagangan hari ini dengan rentang support 5.380 dan resisten 5.430.

"Harga minyak mentah yang terkoreksi akan turut mempengaruhi sentimen atas pergerakan harga saham sektor berbasis komoditas," pungkas David.

Di sisi lain, analis Asjaya Indosurya Securities William Surya Wijaya masih optimistis dengan laju IHSG yang diprediksi tetap menguat pada perdagangan hari ini. Ia memprediksi IHSG bergerak dalam rentang support 5.372 dan resisten 5.488.

Menurutnya, potensi kenaikan IHSG tak lepas dari masih masuknya arus modal asing (capital inflow) saat ini. Selain itu, ia berpendapat rilisnya laba sejumlah emiten pada kuartal III-2016 mendorong laju IHSG, sehingga potensi penguatan masih ada.

"Laporan kinerja kuartal III-2016 masih menjadi pendorong kenaikan IHSG disertai masih stabilnya kondisi perekonomian," terang William dalam risetnya. (gir/gen)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER