Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Bambang P.S. Brodjonegoro mempertimbangkan untuk memangkas target pertumbuhan ekonomi dan sasaran-sasaran ekonomi dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019.
Perkembangan dinamis ekonomi nasional dan global menjadi alasan Bambang perlunya menyesuaikan target-target pembangunan agar menjadi lebih realistis.
"Kami akan review RPJMN, review-nya awal tahun depan," tutur Bambang di kantornya, Selasa (1/11).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Salah satu indikator perekonomian yang menjadi perhatian Bambang adalah target pertumbuhan ekonomi yang dipatok 7 persen pada 2019. Sementara berdasarkan kajian terkini, pemerintah hanya berani memasang target pertumbuhan ekonomi 5,1 persen pada tahun depan.
"Nanti kami akan lihat [target pertumbuhan ekonomi]," katanya.
Kajian Bappenas ini merupakan respons atas pernyataan Mantan Menteri Keuangan Chatib Basri, yang menilai target pertumbuhan ekonomi 7 persen pada 2019 bakal sulit dicapai. Pasalnya, perekonomian global masih melambat dan menekan permintaan ekspor Indonesia.
"Target pertumbuhan ekonomi 7 persen sampai tahun 2019 rasanya agak sulit. Pertumbuhan ekonomi kita mungkin ada di periode 5 sampai 5,5 persen sampai tiga tahun ke depan. Mungkin, di akhir 2019 kalau bisa berhasil kita bisa dapat 6 persen ke atas itu sudah baik," tutur Chatib.
Kendati demikian, ia mengapresiasi inisiatif Presiden Joko Widodo meluncurkan serangkaian paket kebijakan deregulasi dan memfokuskan pembangunan ekonomi ke sektor infrastruktur.
"Itu semuanya baik dan benar, tetapi infrastruktur butuh waktu untuk benar-benar menyerap tenaga kerja. Tahun pertama, sibuk untuk pembebasan lahan," ujarnya
"Pembebasan lahan urusannya izin dan administrasi makanya baru bisa kasih kerjaan ke orang mungkin di tahun ke dua," ujarnya.
Menurut Chatib, di tengah perlambatan perekonomian global, Indonesia bisa memacu pertumbuhan ekonomi dengan mendorong permintaan domestik. Hal itu bisa memicu pelaku usaha untuk melakukan ekspansi.
"Pengusaha itu tidak mau ekspansi kalau permintaannya tidak ada. Ngapain saya pinjam dari bank, saya nambah produksi kalau stok saya masih banyak," ujarnya.
Cara untuk meningkatkan permintaan masyarakat, menurut Chatib, pemerintah harus meningkatkan pendapatan masyarakat, antara lain dengan kembali memberikan Bantuan Langsung Tunai (BLT) bagi masyarakat tak mampu.
"Kalau BLT dikasih ke penduduk miskin dia pasti belanja,"ujarnya.
(ags)