Bali, CNN Indonesia -- Otoritas perhubungan laut Indonesia-Singapura mewaspadai tingkat keselamatan dan keamanan navigasi kapal di alur pelayaran internasional yang berbatasan dengan kedua negara.
Pasalnya, intensitas kapal yang melintas di Selat Malaka dan Selat Singapura semakin meningkat, di mana rata-rata per hari sebanyak 200 kapal atau mencapai sekitar 80 ribu kapal per tahun.
Konsentrasi ini pula yang menginisiasi Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, Kementerian Perhubungan untuk meminta pertukaran informasi terkait operasional sistem Pelayanan Lalu Lintas Kapal (VTS) di kedua selat tersebut dari Otoritas Pelabuhan dan Laut Singapura (MPA).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Di sana (Selat Malaka dan Singapura), kan ada
Traffic Separation Scheme atau alur pelayaran internasional. Dari catatan kemarin, ada 80 ribu kapal per tahun di Selat Malaka dan Singapura. Kalau sehari hampir 200 kapal," tutur ujar Sudirman, Kasubdit Perambuan dan Perbengkelan Direktorat Kenavigasian Kemenhub di Grand Inna Hotel Kuta Bali, Rabu (2/11).
Apabila usulan ini diterima, ia mengatakan, pemerintah Indonesia bisa memperoleh informasi terkait kenavigasian VTS Singapura di alur internasional Selat Malaka dan Singapura yang selama ini secara legal menjadi wewenang MPA. Hal ini penting untuk mencegah terjadinya kecelakaan kapal di salah satu alur pelayaran terpadat di dunia itu.
Erika Marpaung, Kepala Seksi (Kasie) Operasi Sub Direktorat Telekomunikasi Pelayaran Direktorat Kenavigasian menambahkan, VTS Indonesia belum berpartisipasi penuh di alur internasional Selat Malaka. Saat ini, secara legal, alur internasional di Selat Malaka menjadi wewenang MPA.
Karenanya, lanjut Erika, diperlukan koordinasi yang lebih intensif antara kedua otoritas untuk mengurangi potensi kecelakaan kapal akibat padatnya lalu lintas pelayaran.
"Yang perlu dipertukarkan yaitu kompentensi dan sharing informasi, Itulah yang perlu dipertukarkan," ujarnya di tempat yang sama.
Pada akhir acara diskusi, Kemenhub dan MPA sepakat untuk untuk berbagi praktik terbaik (best practice) dalam pengoperasian VTS.
(ags/gen)