Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Joko Widodo meninjau salah satu fasilitas anak usaha Garuda Indonesia, yakni Hanggar 4 GMF AeroAsia. Kunjungannya ini pertama kalinya sejak hanggar perawatan pesawat terbesar di dunia untuk tipe narrow body diresmikan pada September 2015 lalu.
Jokowi yang didampingi oleh Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi da Menteri BUMN Rini Soemarno diterima oleh Direktur Utama Garuda Indonesia M Arif Wibowo dan Direktur Utama GMF AeroAsia Juliandra Nrtjahjo, termasuk jajaran direksi di kantor pusat GMF di Cengkareng, Jumat (4/11).
Jokowi mengapresiasi pencapaian yang diraih Garuda Indonesia Group, dalam hal ini GMF AeroAsia yang mampu mengembangkan fasilitas maintenance repair dan overhaul (MRO) pesawat Hanggar 4.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Kami mengapresiasi kinerja GMF yang berhasil membukukan revenue perusahaan yang positif. Tentunya hal tersebut tak terlepas dari usaha terbaik dari para insinyur dan teknisi GMF yang semuanya SDM unggul yang berasal dari Indonesia,” ujarnya.
Ke depan, Jokowi berharap, Indonesia dapat terus mengembangkan basis industri perawatan dan perbaikan pesawat (MRO) yang kuat, apalagi ada rencana akan dibangunnya basis MRO di Batam dan Biak.
M Arif Wibowo mengatakan, pengembangan Hangar 4 GMF AeroAsia merupakan bagian dari implementasi strategi bisnis jangka panjang Garuda Indonesia “sky beyond”.
"Tahun 2020, Garuda Indonesia (dan Citilink) akan mengoperasikan pesawat narrow body, regional jet, dan pesawat turboprop sebanyak 241 pesawat. Pengembangan fasilitas MRO ini diprediksi menjadi pemimpin pasar dalam bisnis perawatan pesawat di regional Asia Pasifik,” terang dia.
Tak heran, orang nomor wahid di Indonesia itu mendukung perjuangan GMF untuk menjadi pemain global dengan target menjadi Top 10 di tahun 2020 mendatang.
Sekadar informasi, Hanggar 4 GMF AeroAsia dibangun di areal seluas 67.022 meter persegi yang dapat menampung 16 pesawat narrow body yang mengusung konsep eco-friendly.
Konsep disain Hanggar 4 mengadaptasi filosofi desain butterfly, terdiri dari dua wing dan area perkantoran, serta workshop di bagian tengah. Konsep ini berangkat dari keinginan untuk memiliki Hanggar berskala internasional dengan disain yang kreatif. Dari sisi operasional juga dipandang lebih efektif karena movement pesawat lebih flexible.
(bir)