Genjot Pendapatan, Garuda Pertebal Bisnis Kargo Internasional

Christine Novita Nababan | CNN Indonesia
Selasa, 04 Okt 2016 19:16 WIB
PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk menargetkan pendapatan dari jasa kargo mencapai US$25 juta per bulan atau sekitar Rp324,4 miliar hingga akhir tahun.
PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk menargetkan pendapatan dari jasa kargo mencapai US$25 juta per bulan atau sekitar Rp324,4 miliar (kurs Rp12.976 per dolar), pada akhir tahun ini. Salah satu strateginya, yakni menggenjot bisnis dari kargo internasional. (ANTARA FOTO/Lucky R).
Jakarta, CNN Indonesia -- PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk menargetkan pendapatan dari jasa kargo mencapai US$25 juta per bulan atau sekitar Rp324,4 miliar (kurs Rp12.976 per dolar), pada akhir tahun ini.

"Saat ini, rata-rata pendapatan kargo per bulan US$21 juta. Bisnis kargo terutama ke pasar internasional akan terus kami genjot sebagai penopang pendapatan perseroan," kata Direktur Utama Garuda Arif Wibowo usai menemui Menteri BUMN Rini Soemarno, seperti dilansir ANTARA, Jakarta, Selasa (4/10).

Salah satu strategi yang dikembangkan perseroan untuk memperbesar kapasitas kargo adalah dengan membuka rute penerbangan internasional. "Kami harus mengeksplorasi pasar, selain domestik juga memperbesar kargo ke luar negeri," terang dia.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia menjelaskan, saat ini, bisnis kargo Garuda yang cukup besar berasal dari China meliputi kawasan Canton dan Shanghai yang mencapai sekitar 20 ton per hari, Tokyo dan Korea Selatan sekitar 20 ton per hari, selanjutnya Eropa sekitar 14-15 ton per hari.

"Bisnis kargo ke Eropa dan Asia itu dilayani bolak-balik. Ini potensi bisnis kargo yang harus dikembangkan Garuda ke depan," imbuh Arif.

Untuk menangkap peluang pertumbuhan bisnis kargo, khususnya ke pasar internasional, Garuda harus menambah rute dan frekuensi penerbangan dari dalam negeri ke sejumlah mancanegara.

Ia mencontohkan, Jakarta-Madinah yang frekuensi penerbangannya baru 3 kali sepekan akan ditingkatkan menjadi satu hari penuh pada Desember 2016 mendatang. Demikian juga rute Surabaya-Madinah akan dibuka.

Arif menuturkan, sesuai dengan arahan Menteri BUMN Rini Soemarno, Garuda harus lebih agresif untuk membuka rute baru, baik domestik maupun internasional. Untuk merealisasikan hal itu, Garuda sudah mendatangkan 50 unit pesawat jenis Boeing737 MAX, sementara Citilink mendatangkan 50 peswat Airbus A320.

"Kami perlu lebih agresif untuk penambahan pesawat narrow body supaya kami lebih kuat, benar benar memperkuat jaringan jaringan domestik, dan terjangkau lebih banyak lagi," katanya.

Pada kesempatan itu, juga didorong pangsa pasar Garuda dan Citilink di pasar domestik lebih dari 50 persen dari posisi saat ini, yakni sekitar 44 persen.

"Ibu Menteri maunya kami menguasai pasar domestik. Kami juga diminta untuk hitung lebih detil supaya target itu bisa dicapai. Sedangkan, pada pasar internasional, Garuda diminta untuk menguasai 50 persen pasar China dan Timur Tengah dari posisi saat ini baru berkisar 38 persen," tegas Arif.

Terkait rute penerbangan ke China, Garuda juga segera membuka jalur internasional Denpasar-Chengdu mulai Januari 2017 nanti. (bir)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER