Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menyebutkan peningkatan konsumsi produk perikanan di berbagai daerah sejalan dengan pengembangan sektor kelautan dan perikanan yang memperbesar permintaan domestik.
"Salah satu yang didorong, tidak hanya ikan yang 'diekspor', tetapi juga industri tradisional yang menciptakan permintaan terhadap sektor perikanan di dalam negeri," kata Airlangga Hartarto dalam Rakernas Kadin Bidang Kelautan dan Perikanan, Senin (7/11).
Karenanya, lanjut Airlangga, pihaknya berkomitmen mendorong tingkat konsumsi ikan secara nasional.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sekadar informasi, Direktur Jenderal Perikanan Budi Daya Kementerian Kelautan dan Perikanan Slamet Soebjakto sebelumnya menginginkan agar sumber protein bagi masyarakat dapat diperbanyak dengan meningkatkan tingkat konsumsi ikan masyarakat.
"Tantangan pembangunan lain adalah saat ini terdapat lebih dari 800 juta orang mengalami gizi buruk atau malnutrisi yang memerlukan sumber protein yang murah namun bergizi tinggi. Ini bisa kita temukan pada ikan," tutur Slamet Soebjakto.
Slamet juga mengingatkan, hal yang wajar jika pemerintah dan pengusaha memberikan perhatian lebih pada pengembangan perikanan budi daya karena populasi penduduk global diperkirakan akan tumbuh sebanyak sembilan miliar orang hingga 2050, yang merupakan tantangan besar dalam pemenuhan sumber pangan dunia.
Sebagaimana diberitakan, sejumlah daerah di Tanah Air telah mempromosikan agar masyarakatnya dapat meningkatkan konsumsi pangan ikan di daerah tersebut.
Misalnya, Pemerintah Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat, membentuk Forum Peningkatan Konsumsi Ikan (Forikan) untuk menjalin koordinasi, keterpaduan langkah termasuk tindakan seluruh instansi bidang perikanan di tingkat pusat dan daerah.
Wakil Bupati Pasaman Atos Pratama di Lubuk Sikaping sempat menerangkan, terdapat lima bidang dalam struktur kepengurusan Forikan ini, yakni Penguatan Organisasi dan Pembinaan Kecamatan, Peningkatan Produksi Usaha, Pembinaan Mutu dan Defersifikasi Produk, Promosi dan Pemasaran, serta Data dan Publikasi.
"Forikan ini sekaligus berperan sebagai inspirator, kreator, motivator, dan aktivator dalam rangka mewujudkan program Gerakan Masyarakat Makan Ikan (Gemarikan). Forikan ini diharapkan mampu mewujudkan masyarakat yang sehat, cerdas dan sejahtera," ungkapnya.
Tak Ketinggalan, Pemerintah Kota Palembang, Sumatera Selatan, berupaya lebih menggalakkan lagi program gemar makan ikan, meskipun warga kota ini tingkat konsumsi ikannya tergolong cukup tinggi sekitar 36 kilogram per kapita per tahun.
Menurut Sekretaris Daerah Palembang Harobin Mustafa di Palembang, jajaran Pemkot Palembang bersama ibu-ibu PKK terus berupaya menggiatkan program gemar makan ikan di lingkungan keluarga dan kawasan permukiman penduduk yang memang memiliki makanan khas daerah menggunakan ikan sebagai bahan olahannya, seperti pempek dan pindang.
Tingkat konsumsi ikan warga kota ini perlu didorong lebih tinggi lagi mengingat ikan memiliki kandungan yang baik untuk mencukupi asupan gizi anak dan anggota keluarga lainnya, sehingga program yang dapat mendorong masyarakat lebih menyukai makan ikan penting untuk digenjot.
Berdasarkan data FAO 2016, Indonesia mampu menjadi negara kedua terbesar untuk produksi perikanan dunia setelah Republik Rakyat China. Pada tahun 2014, China memiliki produksi perikanan budi daya sebanyak 58,8 juta ton, sedangkan Indonesia mencapai 14,3 juta ton. Diikuti oleh India yang produksinya mencapai 4,9 juta ton.