Jakarta, CNN Indonesia -- PT Impack pratama Industri Tbk mematok kupon atau tingkat bunga sebesar 9,5 persen sampai 10,25 persen untuk penerbitan surat utang (obligasi) dengan target raupan dana sebesar Rp500 miliar.
Direktur Utama Perseroan, Haryanto Tjiptodihardjo menyatakan, obligasi ini diterbitkan dalam dua seri. Pertama, obligasi seri A dengan tingkat bunga sebesar 9,5 persen–10 persen per tahun dengan jangka waktu tiga tahun. Kedua, obligasi seri B dengan tingkat bunga sebesar 9,75 persen–10,25 persen dengan jangka waktu lima tahun.
Obligasi ini, sambung Haryanto, mendapatkan peringkat idA- dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (PEFINDO). Adapun, perseroan telah menunjuk PT BCA Sekuritas dan PT Sucorinvest Central Gani sebagai penjamin pelaksana emisi efek dalam penawaran umum obligasi ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Perseroan akan menggunakan sekitar Rp140 miliar dari raupan dana obligasi untuk melunasi utang perseroan dan entitas anak. Bila dirinci, sekitar Rp56 miliar untuk membayar utang PT Bank Mandiri Tbk, kemudian Rp46 miliar untuk melunasi utang perseroan di PT Bank Central Asia Tbk, dan Rp38 miliar digunakan untuk melunasi utang di The Hongkong dan Shanghai Banking Corporation Ltd.
Tak hanya untuk membayar utang, hasil obligasi juga akan digunakan untuk belanja modal atau capital expenditure (capex) perseroan tahun depan. Perseroan akan menggunakan Rp117 miliar dana obligasi untuk belanja modal, di mana Rp45,6 miliar membeli mesin, Rp36 miliar membeli bangunan, Rp30 miliar membeli tanah, dan sisanya untuk membeli peralatan kantor.
“Dana yang diperoleh dari hasil penerbitan obligasi, setelah dikurangi biaya-biaya emisi, akan digunakan seluruhnya sebagai pelunasan utang bank, belanja modal, dan modal kerja untuk perseroan atau entitas anak,” ungkap Haryanto, Senin (7/11).
Dari sisi kinerja keuangan, produsen dan distributor bahan bangunan serta barang plastik ini mencetak penurunan pendapatan sebesar 1,2 persen menjadi Rp848,5 miliar dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp858,1 miliar. Meski pendapatan turun tipis, laba bersih perusahaan tumbuh 35,5 persen dari Rp61,08 miliar menjadi Rp82,8 miliar.