Saham Sektor Keuangan Tertekan, Laju Wall Street Tertahan

Agust Supriadi | CNN Indonesia
Kamis, 17 Nov 2016 06:19 WIB
Bursa saham AS bergerak variatif pada perdagangan kemarin, Rabu (16/11). Indeks Dow Jones dan S&P 500 terkoreksi, sedangkan Nasdaq terapresiasi.
Bursa saham AS bergerak variatif pada perdagangan kemarin, Rabu (16/11). Indeks Dow Jones dan S&P 500 terkoreksi, sedangkan Nasdaq terapresiasi. (Reuters/Lucas Jackson)
Jakarta, CNN Indonesia -- Bursa saham Amerika Serikat (AS) kembali lesu setelah saham-saham sektor keuangan tertekan dan melemahkan dua indeks saham utamanya, yakni Dow Jones Industrial Average dan S&P 500.

Namun, keuntungan sektor saham teknologi membantu indeks Nasdaq composite menutup perdagangan kemarin di level yang lebih tinggi.

Mengutip Reters, pada perdagangan Rabu (16/11) indeks Dow Jones dan S&P 500 sama-sama mengakhiri catatan positifnya dalam tujuh hari sebelumnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Indeks Dow Jones industrial average ditutup melemah 54,92 poin atau 0,29 persen di level 18.868,14, sedangkan S&P 500 turun 3,45 poin atau 0,16 persen menjadi 2.176,94. Sebaliknya, indeks Nasdaq Composite justru menguat 18,96 poin atau 0,36 persen menuju 5.294,58.

Sekitar 7,3 miliar saham berpindah tangan di bursa AS sepanjang perdagangan kemarin, lebih rendah dari rata-rata 20 sesi perdagangan sebelumnya yang berkisar 7,9 miliar saham.

Delapan dari 11 sektor saham utama di indeks S&P 500 tertekan didorong sektor saham keuangan dan utilitas. Sektor energi adalah yang terlemah kedua setelah terkoreksi 0,9 persen akibat penurunan harga minyak.

Sektor saham keuangan S&P tergelincir 1,4 persen setelah mengalami reli positif dalam tujuh sesi sebelumnya. Akan tetapi posisinya masih 9,3 persen di atas level sebelum pemilu. Kejatuhan saham JP Morgan sebesar 2,5 persen menjadi US$77,4 dinilai menjadi pembeban utama sektor ini.

Investor-investor sektor keuangan tampaknya masih bertaruh pada tingkat suku bunga The Fed yang lebih tinggi dan lahirnya kebijakan-kebijakan yang lebih ringan untuk membantu sektor keuangan.

Sekitar 81 persen yang disurvei Thomson Reuters berekspektasi Bank Sentral AS (The Federal Reserve) akan menaikkan suku bunga acuannya pada Desember mendatang.

Sementara itu, indeks S&P teknologi yang jatuh sekitar 3,6 persen sehari setelah pemilihan presiden AS, ditutup menguat 0,92 persen karena terbantu oleh kenaikan saham Apple and Microsoft. (ags)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER