Jakarta, CNN Indonesia -- Indeks S&P mendekat ke rekor tertinggi pada Kamis (17/11) karena saham perbankan mendapat dorongan dari taruhan kenaikan suku bunga yang dan saham konsumen diskresi yang dibantu oleh data ekonomi.
Indeks S&P 500 naik 10,18 poin atau 0,47 persen menjadi berakhir pada 2.187,12, dibandingkan dengan penutupan pada 15 Agustus yang mencapai level 2.190,15.
Sementara indeks Dow Jones Industrial Average ditutup naik 35,68 poin atau 0,19 persen di 18.903,82 dan Nasdaq Composite menguat 39,39 poin atau 0,74 persen untuk mencapai 5.333,97.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seperti dilansir dari
Reuters, Ketua Federal Reserve Janet Yellen, dalam kesaksian kongresnya menyatakan bahwa bank sentral AS berada di jalur untuk menaikkan suku bunga pada bulan Desember.
Janna Sampson, Kepala Investasi Oakbrook Investments LLC di Lisle, Illinois mengatakan hal ini menandakan kekuatan ekonomi membaik dan akan membantu saham konsumen serta keuangan.
"Saya pikir itu pendapatan yang kuat dari beberapa saham, ditambah dengan data ekonomi, yang menggerakkan pasar saat ini," kata Sampson.
Data AS untuk Oktober 2016 menunjukkan harga konsumen mencatat penguatan terbesar dalam enam bulan. Pembelian rumah mulai melonjak ke level tinggi lebih dari sembilan tahun, dibantu oleh kedua keluarga tunggal dan multifamily.
Data perumahan membantu saham Home Depot naik 2,9 persen, menjadikannya pendorong terbesar untuk indeks konsumen diskresi dan pendorong terbesar kedua untuk indeks S&P.
Saham Best Buy juga membantu S&P dengan menlonjak 13,7 persen setelah hasil kuartalan pengecer elektronik No. 1 di AS tersebut mengalahkan ekspektasi.
Enam dari 11 besar sektor S&P 500 menanjak. Indeks finansial S&P adalah pemimpin penguatan dengan keuntungan 1,3 persen, didorong oleh kenaikan 1,6 persen di sub-sektor perbankan.
J.J. Feldman, Manajer Portofolio Miracle Mile Advisors di Los Angeles mengatakan, sumpah Yellen untuk bertahan selama sisa masa jabatannya mungkin membantu pasar secara lebih luas.
Sebelumnya, saham AS telah melemah sejak kemenangan mengejutkan Donald Trump dalam pemilihan presiden AS pekan lalu, dengan indeks Dow Jones ditutup pada tingkat rekor terendah dalam empat hari berturut-turut.
"Kami masih berhitung kemenangan pemilu Trump karena harapan untuk stimulus fiskal melalui tarif pajak perusahaan yang lebih rendah, tapi seiring waktu investor akan memposisikan berdasarkan apa yang sebenarnya terjadi," kata Feldman.
Janji Trump untuk meningkatkan belanja infrastruktur juga diharapkan dapat mendorong kegiatan ekonomi dan inflasi, dan menambah kemungkinan kenaikan suku bunga.