Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Joko Widodo mengakui kondisi politik Tanah Air belakangan ini sempat memanas akibat sentimen Pemilihan Umum Kepala Daerah DKI Jakarta. Ia berharap pelaku ekonomi percaya langkah pemerintah untuk mendinginkan suhu politik demi situasi yang kondusif.
Kondisi serupa juga pernah ia rasakan ketika tahun 2012 lalu dimana dirinya maju menjadi Gubernur DKI Jakarta. Dalam mendinginkan situasi yang panas tersebut, Jokowi pun harus rela melakukan sesuatu yang di luar kebiasaannya, seperti naik kuda.
Aksi naik kuda tersebut ia harus lakukan ketika mengunjungi kediaman mantan rivalnya dalam perebutan kursi RI 1 Prabowo Subianto.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Meskipun saya cukup pontang panting ke sana ke sini, tapi itu hal biasa saat pilkada. Saya juga ingat saat Pilgub mirip-mirip, saya merasakan sendiri di lapangan. Dan karena pontang panting itu saya yang biasanya tidak pernah naik kuda, harus naik kuda," ujar Jokowi dalam acara Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (BI), Selasa (22/11) malam.
Situasi politik yang panas tersebut menurutnya jangan sampai membuat Indonesia mengabaikan isu perekonomian baik dalam maupun luar negeri.
Jokowi sempat menyinggung hasil pemilihan umum presiden Amerika Serikat (AS) yang di luar perkiraan banyak orang. Namun tak seperti kebanyakan orang lainnya, mantan Wali Kota Solo itu mengaku tidak kaget atas hasil tersebut.
"Kita lihat pada saat pilpres AS, presiden terpilih Donald Trump dipastikan menang semua orang kaget. Kalau saya ya biasa saja, kekagetan itu kata orang menyebabkan ketidakpastian. Kalau saya tidak," ujarnya.
Jokowi mengimbau masyarakat untuk tidak berspekulasi terlalu banyak atas keadaan yang telah terjadi. Ia bahkan memuji taipan properti tersebut sebagi pengusaha handal dengan penciuman bisnis yang kuat sehingga ia tidak yakin Trump akan melakukan sesuatu yang bisa membahayakan perekonomian negaranya.
"Banyak orang bilang Donald Trump menjadi proteksionis, bunga bank Fed Fund rate dilonjakan sangat tinggi. Saya kira tidak seperti yang dibayangkan."
"Dia [Donald Trump] mempunyai penciuman bisnis dan ekonomi yang tajam. Tidak mungkin melakukan apa yang dibayangkan, saya meyakini yang bakan dilakukan adalah hal-hal yang baik baik AS maupun dunia," ujarnya.
Ia mengajak para pelaku ekonomi untuk tidak khawatir dan lebih optimistis dalam menghadapi tantangan di tahun depan. Pasalnya dengab kondisi perekonomian global yang masih melambat diperlukan kerja keras untuk menjaga momentum pertumbuhan ekonomi.
"Kenapa kita begitu pesimistis? Kenapa kita tidak sangat optimistis menuju ke depan?."
"Sebetulnya tidak ada yang perlu pesimis, inflasi 3,35 persen tahun ini mungkin 3,3 persen sangat terjaga sekali. Defisit transaksi berjalan juga masih dalam posisi dikendalikan dengan baik," ujarnya.
(gir)