Jakarta, CNN Indonesia -- PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) berniat menambah kapasitas kursi 'terbang' ke China dan Timur Tengah pada tahun depan. Penambahan kapasitas kursi karena perusahaan melihat pasar yang tinggi di kedua negara tersebut.
Tidak tanggung-tanggung, Direktur Utama Garuda Indonesia Arif Wibowo menerangkan, perusahaan akan menambah kapasitas kursi ke China hingga 50,8 persen. Sementara, penambahan kapasitas kursi ke Timur Tengah sendiri sebesar 21,2 persen.
"Jadi, ini menjadi bagian penting buat kami untuk mendorong pertumbuhan ekonomi negara. Ini juga menjadi bagian untuk semakin kokoh, tidak hanya domestik, tetapi juga regional dan internasional," ujarnya, Kamis (24/11).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Keputusan perusahaan untuk menaikkan jumlah kursi ke China dan Timur Tengah, karena perusahaan menilai besarnya peluang untuk mendapatkan pasar dari kedua negara.
Tidak cuma untuk penerbangan luar negeri, penambahan kursi juga akan dilakukan di wilayah domestik bagian Indonesia barat dan Indonesia Timur. Sedikitnya sembilan persen kursi tambahan di bagian Indonesia barat, sedangkan untuk Indonesia timur sebesar 12,5 persen.
Maskapai penerbangan pelat merah tersebut juga akan menambah sembilan pesawat di tahun depan, dengan proporsi lima untuk Citilink dan empat untuk Garuda. Jenis dari sembilan pesawat tersebut terdiri dari Boeing 737 Max, Airbus , dan ATR.
"Penambahan pesawat ini untuk mendukung penambahan kapasitas kursi tersebut," imbuh Arif.
Adapun, Garuda juga akan menambah rute penerbangan Chengdu-Bali pada Januari 2017. Selain itu, menambah rute penerbangan ke India.
Berbagai rencana tersebut sejalan dengan sikap optimis perusahaan untuk membukukan kinerja yang positif di tahun ayam api. Sayangnya, Arif enggan menyebutkan proyeksi kinerja keuangan perusahaan di 2017.
"Belum bisa, nanti setelah analis meeting baru bisa disebutkan," tegasnya.
Sekadar informasi, perusahaan tercatat mengalami rugi hingga kuartal ketiga tahun ini, yaitu sebesar US$44 juta. Padahal, pada periode yang sama tahun lalu, perseroan masih mencatat untung US$50,12 juta.
(bir)