Pengeboran Blok Mahakam Berkurang, Elnusa Sepi Pemasukan

Dinda Audriene Mutmainah | CNN Indonesia
Jumat, 25 Nov 2016 14:45 WIB
Pengelolaan Blok Mahakam tahun depan akan dialihkan ke PT Pertamina (Persero). Oleh karena itu aktivitas pengeboran semakin berkurang.
Foto: (www.skkmigas.go.id)
Jakarta, CNN Indonesia -- PT Elnusa Tbk membukukan penurunan pendapatan hingga 10 persen dari proyek Blok Mahakam akibat turunnya aktivitas di blok tersebut. Penurunan aktivitas tak terlepas dari akan berakhirnya kontrak PT Total E&P Indonesia mengelola Blok Mahakam.

Direktur Utama Tolingul Anwar mengungkapkan, pengelolaan Blok Mahakam tahun depan akan dialihkan ke PT Pertamina (Persero). Makanya, secara bertahap, aktivitas pengeboran semakin berkurang.

"Beberapa aktivitas kalau mau expire (kedaluwarsa) sedikit slow down (melambat). Beberapa pelayanan jasa juga slow down. Jadi, sekitar 10 persen pendapatan Elnusa turun dari pendapatan yang ada di sana," ujarnya, Jumat (25/11).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Karenanya, Tolingul berharap, Pertamina dapat segera mendapatkan izin dari Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) untuk mulai aktivitas pengeboran di Blok Mahakam pada tahun depan.

"Secara kontekstual kami masih panjang. Artinya, akan diambilalih Pertamina pada akhir tahun depan. Sebenarnya, ada opsi bisa diteruskan pada tahun ini. Begitu SKK Migas mengizinkan investasi Pertamina lebih dini dan di-recovery, itu akan kembali lagi," terangnya.

Di sisi lain, perusahaan juga tengah menyiapkan pengembangan bisnis monetasi flare gas atau gas suar bakar di tahun depan. Rencananya, perseroan akan mengembangkan flare gas di tiga titik hingga empat titik.

"Kami ini yang pertama identifikasi. Dalam waktu dekat ini, ada empat lokasi. Masih di Sumatera dan Jambi, sampai Riau situ," tutur Direktur Operasional Bambang H. Kardono.

Total investasi yang akan dikeluarkan oleh perusahaan untuk mengembangkan flare gas tersebut sebesar Rp30 miliar. Nantinya, flare gas tersebut berpotensi menghasilkan listrik hingga 75 kilowatt (KW).

Sebenarnya, perusahaan telah memiliki satu flare gas di Kalimantan sebelumnya. Perusahaan sendiri memiliki 330 titik untuk mengembangkan flare gas menjadi listrik. Namun, perusahaan masih akan melakukan percobaan pada empat titik tersebut terlebih dahulu.

Menurut Bambang, pengembangan flare gas sendiri sejalan dengan program pemerintah untuk menurunkan gas emisi dan program Zero Flaring Pertamina dan menjawab tantangan efisiensi biaya produksi migas. (bir/gen)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER