Gejolak Harga Pangan Diramal Topang Inflasi November 0,35%

Safyra Primadhyta | CNN Indonesia
Jumat, 25 Nov 2016 16:39 WIB
Tekanan harga pada sejumlah komoditas pangan dipicu oleh kegagalan panen baik karena faktor cuaca maupun virus tanaman.
Tekanan harga pada sejumlah komoditas pangan dipicu oleh kegagalan panen baik karena faktor cuaca maupun virus tanaman. (CNN Indonesia/Safir Makki)
Surabaya, CNN Indonesia -- Bank Indonesia (BI), memperkirakan inflasi November 2016 akan ada di kisaran 0,35 persen secara bulanan (month-to-month).

Tekanan inflasi bulan ini lebih tinggi dibandingkan Oktober 2016. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bulan lalu, tingkat harga mengalami inflasi sebesar 0,14 persen.

Jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu, 0,21 persen,inflasi November 2016 juga lebih tinggi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Inflasi November agak tinggi karena volatile food (golongan pangan bergejolak)," tutur Gubernur BI Agus D.W. Martowardojo usai menghadiri Rapat Koordinasi Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, dan BI di Hotel Shangri-La Surabaya, Jumat (25/11).

Menurut Agus, tekanan harga pada sejumlah komoditas pangan dipicu oleh kegagalan panen baik karena faktor cuaca maupun virus tanaman. Hal ini menyebabkan berkurangnya pasokan di pasar.

"Khususnya, cabai dan bawang di luar Jawa mengalami gagal panen karena virus kuning," ujarnya.

Secara umum, Agus menilai inflasi masih relatif terkendali.

Sepanjang tahun ini, BI memperkirakan inflasi akan berada di kisaran 3 persen hingga 3,2 persen.

"Jadi, sangat sejalan dengan target inflasi kita, 4 plus minus 1 persen," pungkasnya. (gen)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER