Puji Ekonomi RI, IMF Ramal Pertumbuhan Capai 5,1 Persen

Elisa Valenta Sari | CNN Indonesia
Jumat, 25 Nov 2016 12:55 WIB
IMF menyebut perekonomian Indonesia terus menunjukkan perbaikan, didukung oleh kebijakan makroekonomi dan reformasi struktural.
International Monetary Fund (IMF) memuji ekonomi Indonesia. IMF optimis, tahun depan, Indonesia mampu mencapai pertumbuhan ekonomi 5,1 persen. (CNN Indonesia/Safir Makki).
Jakarta, CNN Indonesia -- International Monetary Fund (IMF) memproyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia hingga akhir tahun nanti hanya akan mencapai 5 persen. Namun, tahun depan, pertumbuhannya berpotensi sedikit menguat hingga tembus 5,1 persen.

Dewan Eksekutif IMF Luis E Breuer menyebut perekonomian Indonesia terus menunjukkan perbaikan. Hal ini didukung oleh kebijakan makroekonomi yang baik, serta reformasi struktural yang terus berlanjut.

"Pemerintah dan otoritas secara terampil mampu melewati tantangan ekonomi terkini yang tengah melanda ekonomi global. Pertumbuhan tetap kuat, inflasi menurun secara signifikan, defisit transaksi berjalan tetap terjaga. Kondisi ini yang mampu menopang ekonomi tahun depan," ujar Breuer dalam keterangan resminya, Jumat (25/11).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

pert
Breuer mengatakan, konsumsi rumah tangga di Indonesia masih cukup kuat untuk mendorong pertumbuhan ekonomi tahun depan menjadi 5,1 persen. Di samping itu, konsumsi swasta dan pertumbuhan investasi swasta juga diprediksi akan merangkak naik pada tahun 2017. Hal tersebut didorong oleh mulai bangkitnya harga komoditas secara perlahan, serta suku bunga perbankan yang masih cukup rendah.

Inflasi diprediksi menyentuh 3,3 persen akhir tahun nanti atau tetap berada di kisaran target Bank Indonesia (BI) yang mencapai 4 plus minus satu. Sejalan dengan itu defisit transaksi berjalan diproyeksi meningkat di atas 2 persen dari PDB tahun depan menjadi 2,3 persen didorong oleh peningkatan angka investasi tetap dan aktivitas impor.

IMF juga menyambut baik langkah pemerintah yang melakukan konsolidasi fiskal lewat pemangkasan anggaran sesuai dengan penerimaan negara yang proporsional. Strategi fiskal pemerintah dengan memperluas basis penerimaan dan mengerek pertumbuhan ekonomi, meski tetap efisien dengan menjaga defisit tidak melebihi 3 persen dari PDB, memunculkan stabilitas.

IMF memuji mplementasi kebijakan moneter BI melalui acuan barunya, yakni BI 7 Days Reverse Repo rate yang dinilai berjalan lancar di tengah gejolak keuangan pasar global. Rasio kredit bermasalah (NPL) perbankan pun disebut telah secara signifikan menurun dan disebut telah melewati titik puncaknya.

"IMF menyambut baik kebijakan BI yang mempertahankan suku bunganya baru-baru ini. Kekuatan modal, dan profitabilitas di sektor keuangan masih menunjukan indikasi yang bagus," terang Beuer.

Selain itu, ada progres yang baik dengan disetujuinya Undang-Undang Jaring Pengaman Sektor Keuangan (JPSK). Progres juga sudah dilakukan Indonesia dengan mengkonsolidasikan pengawasan sektor keuangan.

"Melanjutkan reformasi subsidi BBM di 2015, pemerintah juga mulai mereformasi untuk memperbaiki iklim bisnis, termasuk membangun infrastruktur, memperbaiki regulasi, membuka sejumlah sektor ekonomi kepada swasta, dan juga membuat formula baru upah minimum," pungkasnya. (bir)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER