Surat Utang AP I Rp3 Triliun Kebanjiran Permintaan

Dinda Audriene | CNN Indonesia
Senin, 28 Nov 2016 11:33 WIB
PT Angkasa Pura I (Persero) mencatat, dari masa penawaran awal, permintaan obligasi mencapai Rp2,7 triliun, sedangkan sukuk sebesar Rp540 miliar.
PT Angkasa Pura I (Persero) mencatat, dari masa penawaran awal, permintaan obligasi mencapai Rp2,7 triliun, sedangkan sukuk sebesar Rp540 miliar. (CNN Indonesia/Dinda Audriene Muthmainah)
Jakarta, CNN Indonesia -- Penerbitan surat utang (obligasi) dan sukuk PT Angkasa Pura I (Persero) yang senilai total Rp3 triliun mengalami kelebihan permintaan (oversubscribed) selama periode penawaran awal (bookbuilding). Permintaan obligasi mencapai Rp2,7 triliun dan sukuk sebesar Rp540 miliar.

Direktur Keuangan dan Teknologi dan Informasi AP I Novrihandri menyatakan, kelebihan permintaan ini terjadi ditengah situasi penawaran obligasi yang ramai oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN) lainnya.

"Alhamdulillah hasilnya kami dapatkan obligasi Rp2,7 triliun, sukuk dapatkan Rp540 miliar. Ini emang kecil pada saat itu pasar lagi ramai di mana ada lima BUMN yang menerbitkan obligasinya yang sama kalau enggak salah sampai Rp30 triliun. Alhamdulillah kami berhasil laku di pasar," papar Novrihandri, Senin (28/11).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Obligasi dan sukuk AP I ini diterbitkan dalam tiga seri dengan total nilai Rp3 triliun. Di mana untuk obligasi sebesar Rp2,5 triliun dan sukuk Rp500 miliar.

Untuk serinya sendiri, seri A dari obligasi I ini dipatok dengan tingkat bunga sebesar 7,45 persen-8,2 persen per tahun dengan jangka lima tahun. Sementara, seri B dipatok dengan tingkat bunga 7,95 persen-8,7 persen per tahun dengan jangka waktu tujuh tahun, dan seri C dipatok 8,1 persen-8,85 persen dengan jangka waktu 10 tahun.

Sementara, untuk seri A sukuk I memiliki jangka waktu lima tahun dengan indikasi tingkat bagi hasil sukuk sebesar 7,45 persen-8,2 persen, kemudian seri B dengan indikasi tingkat bagi hasil sukuk sebesar 7,95 persen-8,7 persen, dan seri C sebesar 8,1 persen-8,85 persen per tahun.

Perusahaan berencana menerbitkan obligasi kembali pada tahun depan sebesar Rp3 triliun hingga Rp4 triliun. Novrihandri menyatakan, pihaknya akan menerbitkan obligasi setiap tahun hingga tahun 2020.

Novrihandri mengungkapkan, pihaknya membutuhkan dana hingga Rp25 triliun sampai 2020 untuk pengembangan lima bandara. Lima bandara tersebut yakni, bandara di Semarang, bandara baru di Yogyakarta, Banjarmasin, Surabaya, dan Makassar. Ia berharap, dengan penerbitan obligasi setiap tahun kebutuhan dana tersebut dapat terpenuhi. (gir/gen)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER