Dirjen Listrik Tak Gusar, Proyek 35 ribu MW Tak Capai Target

CNN Indonesia
Rabu, 30 Nov 2016 17:25 WIB
Dirjen Ketenagalistrikan Jarman menyebut rasio elektrifikasi Indonesia tak akan terganggu meski proyek 35 ribu MW tak mencapai target pada 2019.
Dirjen Ketenagalistrikan Jarman menyebut meski proyek 35 ribu MW tidak tercapai semua, namun itu tidak akan mempengaruhi rasio elektrifikasi. (Foto: CNN Indonesia/Riva Dessthania Suastha)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengatakan target rasio elektrifikasi nasional tak akan terganggu meski megaproyek 35 ribu Megawatt (MW) diperkirakan tak akan tercapai sepenuhnya di tahun 2019.

Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Jarman beralasan, hal itu terjadi karena ada pertumbuhan ekonomi yang tercantum di dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PLN 2016 hingga 2025. Jika asumsi pertumbuhan ekonomi tidak terpenuhi, maka hal itu akan mempengaruhi pertumbuhan permintaan listrik masyarakat.

Ia menjelaskan, tadinya asumsi pertumbuhan ekonomi yang dipasang hingga 2019 adalah 7 persen. Sementara itu, pertumbuhan ekonomi tahun lalu berada pada posisi 4,73 persen, dan diprediksi akan mencapai 5 persen di tahun ini.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kalau sudah dikoreksi seperti itu permintaannya, maka kebutuhan listrik akan sangat kurang dari 35 ribu MW, mungkin hanya 25 ribu MW. Sehingga, meski proyek 35 ribu MW tidak tercapai semua, namun itu tidak akan mempengaruhi rasio elektrifikasi," jelas Jarman di kantornya, Rabu (30/11).

Lebih lanjut, ia optimistis target 25 ribu MW bisa tercapai setelah melihat realisasi pembangkit yang telah memasuki masa konstruksi. Sejak tahun 2015 hingga semester I 2016, ia menyebut pembangkit dengan total kapasitas 4.500 MW dari proyek 35 ribu MW telah memasuki fase tersebut.

"Dan ini rencananya akan masuk lagi 5.500 MW dalam waktu dekat, jadi kami yakin 25 ribu MW untuk memenuhi kebutuhan bisa dipenuhi tepat waktu," jelas Jarman.

Lebih lanjut, ia juga yakin rasio elektrifikasi hingga akhir tahun bisa menyentuh 90,5 persen. Sehingga, pemerintah perlu mengejar pertumbuhan rasio 6,63 persen dalam jangka waktu tiga tahun mendatang.

"Kami harapkan tahun 2019, rasio elektrifikasi bisa tetap 97 persen, yang juga dikontribusi dari masuknya listrik ke 2.500 desa yang belum terlistriki. Hingga kuartal III tahun ini, rasio elektrifikasi Indonesia tercatat 89,8 persen," tuturnya.

Sebelumnya, pemerintah mengatakan bahwa megaproyek 35 ribu MW hanya akan tercapai 19.763 MW, atau 55,47 persen dari target yang ditetapkan di tahun 2019. Angka itu dilihat dari banyaknya proyek yang memasuki masa kewajiban pembiayaan (financial closing) hingga akhir 2016.

Menurut data Kementerian ESDM per September 2016, pembangkit yang telah beroperasi dari megaproyek ini baru sebesar 164 MW atau 0,46 persen dari target 2019 sebesar 35.627 MW.

Di sisi lain, masih terdapat pembangkit dengan berkapasitas 17.492 MW yang telah memasuki masa perjanjian jual beli listrik (Power Purchase Agreement/PPA) dan 18.135 MW yang belum memasuki masa PPA.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER