Ogah Sunat Produksi, Jonan Pilih Nonaktif dari OPEC

Giras Pasopati | CNN Indonesia
Kamis, 01 Des 2016 07:30 WIB
Indonesia diminta untuk memangkas produksi minyak hingga 37 ribu barel per hari, sementara pemerintah hanya mampu menekan hingga 5 ribu barel.
Indonesia diminta untuk memangkas produksi minyak hingga 37 ribu barel per hari, sementara pemerintah hanya mampu menekan hingga 5 ribu barel. (CNN Indonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia -- Karena tidak mau memangkas jumlah produksi minyak sesuai ketentuan, Pemerintah Indonesia memutuskan untuk membekukan sementara (temporary suspend) keanggotaan di Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC). Keputusan tersebut diambil dalam Sidang ke- 171 OPEC di Wina, Austria, Rabu (30/11).

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan yang menghadiri sidang tersebut menjelaskan, langkah pembekuan diambil menyusul keputusan sidang untuk memotong produksi minyak mentah sebesar 1,2 juta barel per hari, di luar kondensat.

Sidang juga meminta Indonesia untuk memotong sekitar 5 persen dari produksinya, atau sekitar 37 ribu barel per hari.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Padahal kebutuhan penerimaan negara masih besar dan pada RAPBN 2017 disepakati produksi minyak di 2017 turun sebesar 5 ribu barel dibandingkan 2016," jelas Jonan.

Jonan menjelaskan, dengan kalkulasi itu, pemotongan yang bisa diterima Indonesa adalah sebesar 5 ribu barel per hari. Ia menambahkan, sebagai negara net importer minyak (crude oil), pemotongan kapasitas produksi ini tidak menguntungkan bagi Indonesia, karena harga minyak secara teoritis akan naik.

Dengan pembekuan keanggotaan ini, Indonesia tercatat sudah dua kali membekukan keanggotaan di OPEC. Pembekuan pertama pada tahun 2008, efektif berlaku 2009. Indonesia memutuskan kembali aktif sebagai anggota OPEC pada awal 2016.

Pembekuan sementara ini adalah keputusan terbaik bagi seluruh anggota OPEC. Sebab dengan demikian keputusan pemotongan sebesar 1,2 juta barel per hari bisa dijalankan, dan di sisi lain Indonesia tidak terikat dengan keputusan yang diambil, sejalan dengan kepentingan nasional Indonesia. (gir/gen)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER