Jakarta, CNN Indonesia -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan nilai tukar rupiah bergerak positif sejak pembukaan pagi ini, Jumat (2/12). RTI Infokom mencatat, IHSG ditutup sesi I ditutup menguat 9,05 poin (0,17 persen) ke level 5.207 setelah bergerak di antara 5.199-5.218.
Sementara di pasar valuta asing, nilai tukar rupiah ditutup menguat ke Rp13.483 per dolar AS, atau naik 82 poin (0,6 persen) setelah bergerak di kisaran Rp13.463-Rp13.539.
Hingga akhir sesi I, investor membukukan transaksi sebesar Rp2,48 triliun dengan volume 5,52 miliar lembar saham. Sementara, perdagangan di pasar reguler tercatat beli bersih (net buy) sebesar Rp25,9 miliar. Sebanyak 133 saham naik, 119 saham turun, dan 87 saham tidak bergerak.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut analis OCBC Securities Budi Wibowo, pelaku pasar memang tak terpengaruh oleh aksi demo karena sudah mulai terbiasa dengan aksi demo yang dilakukan belakangan ini. Sehingga, demo yang berkelanjutan ini tak lagi membuat pelaku pasar untuk bertransaksi di pasar modal.
"Secara historikal ada pengaruh jelas, tapi demo sekarang enggak lagi takut karena memang dianggap biasa dan lebih banyak unsur politiknya. Politiknya pun kecil, hanya berkaitan dengan Gubernur DKI Jakarta bukan fokus ke nasional," ungkap Budi saat dihubungi
CNNIndonesia.com, Jumat (2/12).
Selain itu, Budi juga menilai pelaku pasar sudah lebih pintar dalam melihat isu yang tengah berkembang saat ini. Sehingga, tak semua isu yang menjadi pembicaraan umum akan mengganggu laju IHSG.
Penguatan IHSG ini, lanjut Budi, juga dipengaruhi oleh penguatan harga minyak dunia. Harga minyak WTI pada perdagangan kemarin ditutup naik 3,3 persen ke level US$51,06 per barel.
"Apalagi minyak udah sampai US$50 per barel, Indonesia sebagai negara komoditas tentu sangat diuntungkan dengan harga penguatan minyak dunia itu. Ini lebih berpengaruh terhadap sikap psikologis pelaku pasar," jela Budi.
Sebelumnya, Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa BEI Alpino Kianjaya menyatakan, kondisi perdagangan di BEI cukup kondusif sejak dibukanya perdagangan pagi ini.
Hal itu terlihat dari IHSG yang dibuka naik 9,16 poin (0,18 persen) di level 5.207. Menurutnya, jika nantinya laju IHSG bergerak volatile karena masuk dan keluarnya dana asing, ia menilai hal itu sebagai hal yang wajar terjadi dalam perdagangan pasar modal.
"Kita juga kan pernah mengalami krisis pada tahun 1998. Krisis di global pun tidak membuat lari investor dari bursa saham Indonesia. Itu hanya sesaat dan akan masuk lagi pada waktu yang tepat,” terang dia.
(gir/gen)