Jakarta, CNN Indonesia -- Nilai tukar Euro terhadap dolar Amerika Serikat (AS) melemah usai hasil referendum Italia Minggu (4/12) kemarin. Tim Riset Samuel Sekuritas menyebut pengunduran diri Perdana Menteri Italia Matteo Renzi setelah kalah di referendum pada hari minggu kemarin menimbulkan banyak ketidakpastian di negara itu, termasuk krisis perbankannya, serta zona Euro pada umumnya.
Akibat gagal dalam reformasi konstitusi, pagi ini, euro cenderung melemah terhadap dolar AS diikuti melemahnya harga minyak. Dilansir dari Reuters, nilai tukar euro sempat menyentuh US$ 1,0505 yang merupakan nilai terendah sejak Maret 2015.
“Indeks dolar AS yang melemah pada Jumat lalu, pagi ini berbalik arah terdorong oleh hasil referendum Italia. Rupiah dan IHSG berpeluang melemah hari ini,” ujar Tim Riset Samuel Sekuritas dalam risetnya, Senin (5/12).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sejak mengajukan referendum, Renzi memang berjanji akan mundur jika gagasannya ini ditolak oleh sebagian besar rakyat. Pengunduran diri Renzi ini merupakan pukulan telak bagi Uni Eropa. Italia merupakan ekonomi terbesar ketiga di zona Eropa yang sedang berjuang untuk mengatasi krisis.
Gagasan referendum ini diajukan oleh Renzi untuk mengubah konstitusi dengan harapan dapat menggenjot kembali perekonomian Italia yang mengalami perlambatan.
Para pendukung referendum ini mengatakan, tujuan dari gagasan ini adalah untuk menyederhanakan sistem dalam pemerintahan Italia dengan memangkas jumlah anggota Majelis Tinggi Parlemen dari 315 menjadi 100.