BI: Implementasi GWM Averaging Gantikan GWM 6,5 Persen

Galih Gumelar | CNN Indonesia
Minggu, 04 Des 2016 13:15 WIB
Penerapan GWM akan dilakukan secara parsial untuk kemudian dihitung secara penuh. Kebijakan ini akan dimulai pada pertengahan tahun depan.
Bank Indonesia (BI) berencana untuk mengimplementasikan kebijakan Giro Wajib Minimum (GWM) rata-rata (averaging) mulai pertengahan tahun depan. (CNN Indonesia/Galih Gumelar).
Bali, CNN Indonesia -- Bank Indonesia (BI) berencana untuk mengimplementasikan kebijakan Giro Wajib Minimum (GWM) rata-rata (averaging) mulai pertengahan tahun depan. Kebijakan tersebut sekaligus menggantikan GWM dengan rate tetap yang saat ini dipatok 6,5 persen.

Direktur Eksekutif Ekonomi dan Kebijakan Moneter BI Juda Agung mengungkapkan, penerapan GWM rata-rata tidak akan langsung dilakukan secara penuh (full). Menurut dia, GWM akan dilakukan secara parsial, di mana 20 persen dari GWM yang disetor perbankan akan dihitung dengan rata-rata setiap dua pekan sekali.

Atau dengan kata lain, GWM secara rata-rata nantinya memberi andil 1,5 persen terhadap GWM secara total sebesar 6,5 persen. Di sisi lain, perbankan masih harus memenuhi sisa 4,5 persennya dengan skema fixed per harinya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dengan cara GWM parsial ini, kami memberi waktu bagi perbankan untuk bersiap diri dan belajar. Itu juga yang menjadi alasan kami untuk menyampaikan ke perbankan di akhir tahun 2016 ini," jelas Juda di Bali, Sabtu (3/12).

Lebih lanjut ia menjelaskan, tak menutup kemungkinan jika nantinya GWM rata-rata akan dilakukan secara menyeluruh jika GWM parsial dikatakan berhasil. Kendati demikian, ia belum tahu kapan tepatnya GWM full averaging bisa diterapkan.

Juda menjelaskan, salah satu indikator suksesnya GWM averaging adalah berkurangnya volatilitas suku bunga di Pasar Uang Antar Bank (PUAB). Pasalnya, pergerakan suku bunga PUAB dianggap sebagai sinyal utama kondisi likuiditas perbankan, di mana suku bunga akan bergerak cepat jika permintaan di pasar uang tinggi.

"Karena, memang, tujuan GWM averaging untuk membuat likuiditas lebih fleksibel. Jika volatilitas suku bunga PUAB ditekan, maka GWM bisa dibilang berhasil. Nanti kami akan kaji lagi, apakah GWM secara parsial bisa berhasil. Jika iya, mungkin kami akan lakukan GWM full averaging," jelasnya.

Lebih lanjut ia menjelaskan, Indonesia bisa mencontoh dari beberapa negara yang telah mengimplementasikan GWM full averaging, baik negara-negara yang memiliki kebijakan (stance) moneter ekspansif maupun kontraksi. Beberapa negara tersebut diantaranya adalah Amerika Serikat, negara-negara Uni Eropa, Jepang, Thailand, hingga Peru.

Namun, banyak tantangan bagi BI sebelum memutuskan untuk melakukan GWM full averaging. Salah satu di antaranya adalah ketersediaan instrumen pendukung pasar uang, mengingat perbankan pasti tergugah untuk melakukan transaksi repo demi memenuhi porsi GWM primer yang direratakan.

Di samping itu, kemampuan setiap bank untuk mengakses transaksi di pasar uang juga harus seimbang. Pasalnya, implementasi GWM averaging harus diberlakukan untuk semua bank, dari mulai kelompok Bank Umum Kegiatan Usaha (BUKU) I hingga IV.

"GWM averaging ini bertujuan untuk memperdalam pasar keuangan. Sehingga tantangan-tantangan ini perlu dihadapi agar implementasinya semakin baik," pungkasnya. (bir)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER