Jakarta, CNN Indonesia -- Harga minyak berjangka sempat menguat pada Senin (5/12) waktu Amerika Serikat (AS) sebelum menurun kembali pasca perdagangan karena pelaku pasar pesimistis pemangkasan produksi organisasi negara-negara pengekspor minyak (Organization of the Petroleum Exporting Countries/OPEC) bisa mengurangi kelebihan suplai minyak dunia.
Dikutip dari
Reuters, harga minyak West Texas Intermediates (WTI) pada awalnya ditutup di angka US$51,79 per barel sebelum akhirnya melemah ke angka US$51,11 per barel. Sementara itu, harga minyak Brent ditutup di angka US$54,94 per barel sebelum merosot ke angka US$54,22 per barel pasca perdagangan.
Selain keraguan akan OPEC, pelemahan harga setelah perdagangan juga didorong oleh kemungkinan naiknya produksi minyak AS. Penyesuaian harga ini seolah memberi sinyal bahwa tren kenaikan harga pasca pengumuman OPEC akan berhenti pada pekan ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelumnya, OPEC berencana untuk memangkas produksi minyak sebesar 1,2 juta barel yang dimulai pada 1 Januari 2017 mendatang. Setelah pengumuman itu, harga minyak telah meningkat 19 persen.
Saat ini, perhatian pelaku pasar tertuju pada pertemuan antara negara-negara OPEC dan Non-OPEC pada pekan ini untuk memastikan komitmen pemangkasan produksi.
Negara-negara non-OPEC berkomitmen untuk mengurangi produksi minyak sebesar 600 ribu barel per hari pada tahun depan. Keputusan itu diumumkan di pertemuan antar anggota OPEC di Wina, Austria.
Rencananya, Rusia akan memangkas produksi 300 ribu barel per hari. Sementara itu, Meksiko mengatakan akan mengikuti pertemuan dengan OPEC meski ada kemungkinan produksinya di Teluk Meksiko meningkat di tahun depan.
(gir)