Jakarta, CNN Indonesia -- Produsen minyak di luar Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) sepakat untuk mengurangi produksi mereka. Harga minyak dunia naik pada Selasa (13/12) pagi ini.
Produsen-produsen minyak non-OPEC yang dipimpin oleh Rusia, sepakat pada Sabtu lalu mengurangi produksi minyak mentah sebesar 558.000 barel per hari (bph), dari target 600.000 barel per hari.
Produsen-produsen minyak OPEC dan non-OPEC kini bersepakat mengekang produksi minyak mereka. Kesepakatan ini terjadi untuk pertama kalinya sejak 2001. OPEC dan beberapa pesaingnya bersama-sama mengurangi produksi guna mengatasi banjir minyak global.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sejumlah analis mengatakan, pasar mungkin melihat pengurangan pasokan minyak mentah mulai tahun depan. Harga minyak kemungkinan besar akan tinggal di kisaran 53-57 dolar.
Arab Saudi sebagai produsen minyak nomor satu di dunia akan memangkas produksinya. Hal ini menjadi kejutan khusus bagi negara-negara produsen minyak. Bahkan pemangkasannya lebih besar dari yang telah diusulkan pada pertemuan OPEC minggu lalu.
"Kesepakatan OPEC menunjukkan cukup jelas pemangkasan tiga persen (produksi), jadi ini menunjukkan ada sedikit lebih kenaikan untuk harga minyak," kata Neil Williams, kepala ekonom di fund manager Hermes, seperti dikutip
Antara.
Sedangkan, dealer institusional IG Markets, Chris Weston mengatakan, pihaknya telah melihat kesepakatan produsen-produsen OPEC dan non-OPEC. Hal ini menurutnya, mampu meningkatkan harapan inflasi di seluruh dunia.
Patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Januari, meningkat 1,33 dolar AS menjadi menetap di 52,83 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.
Sementara itu, patokan global, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Februari, bertambah 1,36 dolar AS menjadi ditutup pada 55,69 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange.
(pmg/pmg)