KPR Mikro jadi Jurus Pamungkas BTN Pangkas Backlog Rumah

Dinda Audriene | CNN Indonesia
Selasa, 13 Des 2016 14:12 WIB
Dirut BTN Maryono mengakui kelompok masyarakat kelas menengah ke bawah merupakan kelompok yang paling banyak membutuhkan rumah saat ini.
Dirut BTN Maryono mengakui kelompok masyarakat kelas menengah ke bawah merupakan kelompok yang paling banyak membutuhkan rumah saat ini. (ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma).
Jakarta, CNN Indonesia -- Demi mengurangi jumlah kebutuhan rumah (backlog) di Indonesia sebanyak 13,5 juta unit, PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) bakal merilis produk Kredit Pemilikan Rumah (KPR) mikro pada awal tahun depan.

Direktur Utama Bank BTN Maryono menjelaskan, perusahaannya akan bekerja sama dengan Perusahaan Umum Pembangunan Perumahan Nasional (Perum Perumnas). Di mana Perum Perumnas akan menyediakan lokasi perumahannya, dan BTN akan menyediakan pembiayaannya.

"Mapping perumahannya telah disampaikan kepada kami untuk pembiayaan perumahan," ucap Maryono, Selasa (13/12).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

KPR mikro ini, lanjut Maryono, akan menyasar kelompok masyarakat seperti nelayan atau tukang bakso yang jumlahnya dinilai cukup banyak di Indonesia. Namun, dengan jumlah yang cukup banyak tersebut, mayoritas masih belum memiliki tempat tinggal yang layak.

"Jadi nanti kami ciptakan rumah layak sehingga layak huni," imbuhnya.

Menurut Maryono, harga untuk bangunan rumah tersebut nantinya sekitar Rp25 juta-Rp30 juta. Namun, harga tersebut belum termasuk tanah. Sementara, untuk suku bunganya sendiri akan diusahakan sama dengan KPR subsidi saat ini, yaitu 5 persen.

"Itu harga untuk rumahnya, belum termasuk tanah. Harga murah belum termasuk tanah," jelas dia.

Maryono mengakui kelompok masyarakat kelas menengah ke bawah merupakan kelompok yang paling banyak membutuhkan rumah saat ini. Oleh karena itu, BTN dan Perum Perumnas akan berupaya menyediakan perumahan murah tersebut tahun depan dengan beberapa wilayah yang bakal dijadikan percontohan.

Adapun, Bank BTN akan terus melakukan pengkajian untuk mematangkan konsep dari produk ini agar nantinya kredit yang ditawarkan sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan dari masyarakat kelas menengah ke bawah.

Namun, Maryono percaya bahwa masyarakat kelas menengah ke bawah sudah banyak yang memenuhi syarat perbankan untuk mengajukan permohonan kredit atau biasa disebut bankable.

"Kita harus sadar, masyarakat kelas menengah ke bawah sudah bankable," ucap Maryono. (gen)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER