2016, Permintaan Rumah Kelas Bawah Diperkirakan Tetap Tinggi
Elisa Valenta Sari | CNN Indonesia
Jumat, 08 Jan 2016 08:12 WIB
Bagikan:
url telah tercopy
Dirut BTN Maryono memberikan keterangan pers tentang kinerja perseroan di Jakarta, beberapa waktu lalu. (ANTARA FOTO/Prasetyo Utomo)
Jakarta, CNN Indonesia -- Manajemen PT Bank Tabungan Negara (BTN) meyakini permintaan rumah tinggal untuk segmen menengah ke bawah masih cukup tinggi meski sektor properti diprediksi masih akan mengalami perlambatan tahun ini.
Direktur Utama BTN Maryono menjelaskan, masih tingginya angka permintaan rumah kelas menengah-bawah tak lepas dari program 1 juta rumah dan Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) yang digalakkan pemerintah.
Di mana hal ini, menurut Maryono akan menjadi tren baru terkait pertumbuhan sektor properti nasional.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sektor properti di 2016 dengan program satu juta rumah ini akan memberikan suatu dampak pasar properti ini lebih menggeliat, kita melihat suasana permintaan khususnya perumahan menengah kebawah semakin meningkat," jelas Maryono di Gedung Pusat BTN, Jakarta, Kamis (6/1).
Selain program 1 juta rumah dan FLPP, tambah Maryono adanya kesiapan para pengembang (developer) dalam membangun proyek perumahan kelas menengah-bawah tahun ini juga dinilai menjadi faktor dari keberlangsungan tren tersebut.
"Kontradiksi memang, dengan permintaan properti kelas high end yang memang sedang mengalami penurunan," jelasnya.
Maryono mengungkapkan, untuk tahun ini BTN menghitung terdapat potensi 1,5 juta nasabah Kredit Pemilikan Rumah (KPR) baru yang tersebar di Indonesia.
Dari sana, pihaknya menyatakan bakal kesempatan tadi dengan memperluas lokasi pembangunan perumahan KPR di luar daerah yang selama ini menjadi fokus pengembangan, seperti Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, Sumatera dan Papua.
Tak hanya itu, BTN juga akan meningkatkan penyaluran KPR untuk sektor Rumah Susun Sederhana Milik (Rusunami).
Di mana program ini diharapkan dapat membantu masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) dalam mendapatkan tempat tinggal yang layak.
Dengan begitu, Maryono optimistis pertumbuhan kredit BTN tahun ini mampu tumbuh 18-19 persen.
"Ini yang menjadi proyeksi kita untuk dijadikan pondasi bisnis kita di 2016, kita " jelasnya.(dim)