Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah menyatakan siap melakukan intervensi demi menjaga stabilitas harga sejumlah bahan pangan menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru.
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita menyatakan jajarannya akan bekerja sama dengan asosiasi dan Badan Usaha Logistik (Bulog) untuk mengendalikan pasokan serta harga. Beberapa harga komoditas yang harganya turun juga akan dijaga agar tidak semakin rendah.
"Kita harus menjaga agar harga tidak turun terlalu tajam yang dapat mengakibatkan kerugian pada petani. Sebaliknya, harus dicari keseimbangan antara harga perolehan dari petani dan harga jual. Saat ini, fluktuasi harga masih dalam batas jangkauan yang normal," ungkapnya dalam keterangan resmi, dikutip Jumat (16/12).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Enggartiasto juga meminta dengan tegas agar para pedagang dan distributor tidak melakukan spekulasi harga menjelang Natal 2016 dan Tahun Baru 2017.
"Jika terjadi spekulasi harga, Bulog akan mengintervensi pasar," katanya.
Sebelumnya, Enggar telah menyambangi empat pasar di Jabodetabek untuk memantau harga dan ketersediaan pasokan bahan pangan pada Kamis (15/12) lalu.
Keempat pasar yang dikunjungi yaitu Pasar Induk Kramat Jati (PIKJ), Jakarta Timur; Pasar Minggu, Jakarta Selatan; Pasar PSPT Tebet Timur, Jakarta Selatan; dan Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC), Jakarta Timur. Hasilnya, harga bahan pokok terkendali dan stok cukup.
"Dari pantauan yang dilakukan, sebagai bahan pangan utama, harga beras stabil dan stoknya
aman hingga Mei 2017. Bahkan di pasaran masih dapat diperoleh beras seharga Rp7.800 per kg.
Padahal ini tidak pernah terjadi sebelumnya," katanya.
Enggar juga menyatakan, di PIBC para pedagang menjamin stok aman hingga Februari Maret 2017. Perputaran stok beras di PIBC saat ini mencapai 25 ribu-30 ribu ton per hari. Untuk beras, Mendag menegaskan tahun ini tidak ada realisasi impor.
"Tahun ini tidak ada impor beras. Tahun depan pun tidak akan ada impor beras," tandas Mendag.
Sementara, untuk produk daging, tahun depan akan ada dua jenis daging yang dilepas ke pasaran, yaitu daging beku dan daging segar.
"Harga daging beku berada di bawah Rp80 ribu per kg. Kemendag akan bekerja sama dengan Asosiasi Distributor Daging Indonesia (ADDI) dan Badan Usaha Logistik (Bulog) untuk mengendalikan pasokannya," imbuhnya.
Untuk daging segar, sudah terjadi kesepakatan dengan Menteri Perdagangan Australia bahwa harga sapi hidup dari Australia akan turun sebesar AUS$1 per kg.
"Dari harga tersebut, sedang dihitung harga jual daging sapi segarnya. Targetnya di bawah Rp100 ribu per kg," kata Mendag.
(gir)