Suplai Belum Jelas, Harga Minyak Stagnan

CNN Indonesia
Selasa, 20 Des 2016 08:12 WIB
Harga minyak Brent berjangka untuk bulan Februari melemah tipis US$0,29 menjadi US$54,92 per barel pada perdagangan kemarin.
Harga minyak Brent berjangka untuk bulan Februari melemah tipis US$0,29 menjadi US$54,92 per barel pada perdagangan kemarin. (REUTERS/Sergei Karpukhin)
Jakarta, CNN Indonesia -- Harga minyak dunia sedikit mengalami perubahan pada perdagangan Senin (19/12) karena pelaku pasar menunggu hasil bahwa produksi migas non konvensional AS bisa menutupi pemangkasan produksi yang dilakukan oleh organisasi negara-negara pengekspor minyak dunia (Organization of the Petroleum Exporting Countries/OPEC).

Dikutip dari Reuters, produksi minyak mentah AS diperkirakan meningkat karena beberapa perusahaan energi melanjutkan penambahan pengeboran minyak.

Hasilnya, produksi minyak AS melonjak dari 8,7 juta barel per hari di bulan Juli menjadi 8,8 juta barel per hari di bukan Desember, sesuai laporan Energy Information Administration (EIA) AS.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di samping itu, harga minyak juga ditekan oleh menguatnya nilai tukar dolar AS terhadap mata uang lain, yang menyebabkan pembelian minyak menggunakan denominasi dolar AS menjadi lebih mahal.

Oleh karenanya, harga minyak Brent berjangka untuk bulan Februari melemah US$0,29 menjadi US$54,92 per barel. Sementara itu, harga minyak West Texas Intermediates (WTI) meningkat US$0,22 menjadi US$52,12 per barel.

Padahal, harga minyak telah mencapai titik tertinggi selama 1,5 tahun terakhir pada pekan lalu setelah OPEC dan beberapa negara non-OPEC setuju untuk mengurangi produksi hampir sebesar 1,8 juta barel per hari mulai Januari mendatang. Namun, beberapa analis menilai harga minyak tetap akan menguat hingga awal 2017.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER