Jakarta, CNN Indonesia -- PT Pertamina (Persero) tengah menjajaki kesepakatan impor minyak mentah dari Iran. Diharapkan, penandatanganan kontrak pembelian minyak bisa dilakukan dalam waktu dekat, mengingat saat ini perseroan migas pelat merah tersebut baru mengajukan negosiasi dengan Iran.
Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto mengatakan, negosiasi tersebut merupakan satu dari sekian hasil kunjungan perseroan ke Iran. Ia menyebut, impor minyak rencananya akan diujicobakan untuk memasok kilang perusahaan di Cilacap.
Jika minyak mentah terbilang cocok, perseroan siap untuk melakukan kontrak impor dalam jumlah besar.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami sedang hitung nilai kontraknya, karena saat ini kontraknya sedang menunggu untuk diformalkan. Jika memang yield-nya (hasil investasinya) bagus, kami akan negosiasi untuk kontrak jangka panjang," ujarnya, Senin (19/12).
Ia melanjutkan, impor minyak Iran rencananya hanya berjumlah 1 juta barel. Pengiriman pertama sebanyak satu kargo akan dimulai pada kuartal I 2017 mendatang. "Ini baru uji coba, jadi jumlahnya sedikit," terangnya.
Selain pembelian minyak mentah, Pertamina juga menandatangani pengiriman Liquefied Petroleum Gas (LPG) dari Iran sebesar 500 ribu Metrik Ton (MT) pada tahun depan atau berjumlah 12 kargo. Kontrak ini diklaim sebagai kelanjutan kontrak LPG di tahun ini.
Sebagai informasi, Pertamina sebelumnya membeli LPG dari National Iranian Oil Company (NIOC) sebesar 88 ribu MT hingga akhir tahun ini. Perjanjian itu dilakukan pada Mei 2016 lalu.
"Januari nanti sudah dimulai (pengiriman LPG), tapi kan pengiriman sudah mulai beberapa spot di tahun 2016," ujarnya.
Peluang Impor LNGSementara itu, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan melihat ada potensi impor gas alam cair (Liquefied Natural Gas/LNG) dari Iran, mengingat harga gas yang sangat murah di negara Teluk Persia tersebut. Namun, ia mengatakan, opsi ini masih perlu dikaji lagi.
"Waktu di Iran, saya dampingi presiden, kami lihat harga gas di sana itu murah sekali. Presiden minta kaji, apa mungkin kita impor LNG? Tapi ini masih dikaji," tutur Jonan.
(bir)