Jakarta, CNN Indonesia -- Pengusaha nasional Erick Thohir disebut telah mengucurkan uang senilai Rp2 triliun untuk membeli PT Asuransi Jiwa Bumiputera (AJB) yang merupakan anak usaha dari Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera (AJBB).
Perusahaan tersebut merupakan unit usaha AJBB yang telah diakuisisi oleh PT Evergreen Invesco Tbk. Rencananya, perusahaan asuransi jiwa itu bakal melanjutkan bisnis asuransi AJBB yang telah berlangsung selama 104 tahun.
Koordinator Pengelola Statuter Bumiputera Didi Achdijat menyatakan, dana tersebut digunakan untuk membantu operasional PT AJB yang akan mulai dilangsungkan pada Januari tahun depan. Melalui pembelian tersebut, Bos Mahaka Group tersebut secara resmi akan menggenggam 100 persen saham PT AJB.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Didi menyebut, komitmen penyuntikan dana telah dilakukan pekan lalu sementara pencairannya akan dilakukan pada Maret tahun depan.
Sementara itu, Didi juga memastikan rencana penyelamatan AJBB melalui skema rights issue melalui perusahaan terbuka PT Evergreen Invesco Tbk (GREN) tahun ini resmi dibatalkan dan prosesnya akan dilanjutkan tahun 2017. Namun, Didi enggan menjelaskan lebih jauh terkait rencana aksi korporasi itu.
"Saya mau tinggalkan dulu rights issue ini melalui Evergreen, itu tidak jadi tahun ini," ungkap Didi, Rabu (28/12).
Langkah mantan Bos Inter Milan itu dianggap sebagai angin segar di tengah kemelut penyelamatan perusahaan asuransi tertua di Indonesia itu. Didi mengatakan, PT AJB akan menerapkan model
profit sharing sebesar 40 persen yang memungkinkan sang induk usaha, AJBB, mendapat tambahan modal dari setiap keuntungan yang diperoleh oleh sang anak usaha.
"Melalui skema penguatan AJBB seperti ini, jadi kami nggak tergantung rencana rights issue yang akan dilakukan Evergreen," ungkap Didi.
Selain itu, AJBB juga masih memiliki beberapa aset yang akan dijual untuk menambah modal membayar klaim hingga beberapa tahun mendatang. Hal ini harus dilakukan, mengingat total dana cadangan AJBB saat ini yang hanya sekitar Rp12 triliun. Sementara, total klaim yang perlu dibayar per tahunnya sekitar Rp4 triliun-Rp5 triliun.
Beberapa aset tersebut berupa aset finansial sebesar Rp5,1 triliun, properti senilai Rp3,2 triliun, lalu harta yang tidak terlihat
intangable sebesar Rp1 triliun. AJBB direncanakan akan mendapat suntikan modal dengan total keseluruhan Rp11,3 triliun.
Namun, Didi menambahkan, pengelola statuter masih mencari investor untuk membeli asetnya itu. Ia memastikan, khusus untuk aset properti akan dibeli oleh Evergreen setelah proses rights issue dilaksanakan. Menurut Didi, Evergreen telah berkomitmen untuk membeli aset properti tersebut secara bertahap atau dengan surat sanggup bayar atau promissory notes dengan jangka waktu lima tahun.
"Skema strukturisasi ini telah kami laporkan dan mendapat persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebagai bagian dari tugas utama kami untuk melakukan strukturisasi secara menyeluruh," jelas Didi.