Jakarta, CNN Indonesia --
Colliers International Indonesia meyakini masa suram bisnis properti beberapa tahun belakangan akan sirna dengan pemulihan sejumlah sektor. Setidaknya ada tiga sektor, yakni industri, ritel, dan residensial yang akan menjadi motor penggerak bisnis properti tahun ini.
Senior Associate Director Ferry Salanto menilai, tren kenaikan sektor industri sudah terlihat sejak awal tahun lalu. Penjualan lahan industri setiap kuartal tahun lalu terus mendaki.
Berdasarkan catatan Colliers, penjualan lahan industri pada kuartal I 2016 berkisar 20 hektare (ha), kemudian kuartal II meningkat menjadi 30 ha, dan 60 ha pada kuartal III. Puncaknya mencapai 70 ha pada kuartal terakhir tahun lalu,
“Total penjualan lahan industri sepanjang tahun lalu tercatat seluas 174,9 ha atau 50 persen dari total penjualan tahun sebelumnya,” ujarnya, Kamis (5/1).
Sebagian besar transaksi penjualan lahan terjadi di kawasan Bekasi, yakni 97,2 ha. Sementara, lahan industri di Karawang berkontribusi sekitar 23,6 ha. Jumlah itu terpaut jauh karena ketersediaan lahan di Karawang bersifat terbatas.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski tren penjualan lahan industri meningkat tahun lalu, sebetulnya, tidak seberapa kalau dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Pada 2011 silam, kenaikan penjualan lahan industri mencapai sekitar 1.200 ha.
Namun, penjualan menurun drastis pada 2012 menjadi sekitar 600 ha dan terus menyusut pada 2013 menjadi hanya 400 ha dan terus turun dibawah 400 ha pada tahun berikutnya.
“Tren kenaikan ini memang terjadi pada 2016. Meskipun secara tahunan turun, tetapi ini cukup membaik,” ucap Ferry.
Ritel Dongkrak Bisnis PropertiSelain industri, Colliers menyebutkan bahwa sektor ritel juga akan menjanjikan bisnis properti tahun ini. Hal ini disebabkan konsumsi masyarakat terus bertumbuh yang akan mendongkrak permintaan ketersediaan properti di segmen ritel.
“
Interest rate (bunga) semakin rendah. Itu bisa meningkatkan daya beli masyarakat,” imbuh Ferry.
Hingga akhir tahun lalu, jumlah properti ritel di Jakarta tumbuh tipis 2,7 persen menjadi sekitar 4,57 juta meter persegi dari tahun sebelumnya. Adapun, untuk tahun ini, ia meramal, ada penambahan beberapa ratus meter persegi, kemudian menjadi 5 juta meter persegi pada 2019 nanti.
Sektor lain yang akan menopang pertumbuhan bisnis properti tahun ini adalah residensial. Suku bunga rendah akan mendorong bisnis kredit pemilikan apartemen (KPA) menggeliat.
“Nah, sejauh ini, transaksi lewat KPA belum banyak. Namun, dengan
interest rate ini bisa dorong apartemen kelas bawah. Kemungkinan bisa terasa dalam satu hingga dua tahun mendatang,” pungkasnya.