Saham Sektor Barang dan Konsumsi Jadi Primadona Pekan Lalu

Dinda Audriene Mutmainah | CNN Indonesia
Senin, 09 Jan 2017 09:10 WIB
Menurut Analis Senior Binaartha Securities Reza Priyambada, menguatnya sektor barang dan konsumsi dipengaruhi oleh aksi beli yang dilakukan oleh pelaku pasar.
Menurut Analis Senior Binaartha Securities Reza Priyambada, menguatnya sektor barang dan konsumsi dipengaruhi oleh aksi beli yang dilakukan oleh pelaku pasar. (CNN Indonesia/Safir Makki).
Jakarta, CNN Indonesia -- Indeks sektor barang dan konsumsi pekan lalu berhasil menjadi indeks sektor saham terkuat pada pekan lalu. Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat, indeks sektor barang dan konsumsi naik hingga 3,02 persen ke level 2.394,536 dari pekan sebelumnya 2.324,281.

Menurut analis senior Binaartha Securities Reza Priyambada, menguatnya sektor barang dan konsumsi dipengaruhi oleh aksi beli yang dilakukan oleh pelaku pasar. Seperti, saham-saham emiten PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) dan PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP). Diketahui, kedua saham emiten ini termasuk dalam saham berkapitalisasi besar. 

“Saham-saham itu berkapitalisasi besar, sehingga membuat sektor barang dan konsumsi ikut menanjak sepanjang pekan,” ucap Reza kepada CNNIndonesia.com, Sabtu (7/1). 

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Aksi beli tersebut dilakukan karena pelaku pasar menilai harga saham ketiga emiten tersebut sudah terbilang rendah selama Desember 2016 lalu. Hal itu dimanfaatkan pelaku pasar untuk melakukan akumulasi beli pada pekan pertama tahun ini.

Tengok saja, pada 21-27 Desember 2016 lalu, posisi saham Indofood masih berada di level Rp7.000. Kemudian, pada 28 Desember 2016 harga saham mulai bangkit (rebound) ke level Rp8.325, dan hingga penutupan perdagangan kemarin harga saham Indofood masih stabil pada harga Rp8.000. Walaupun, pada akhir perdagangan pekan lalu saham Indofood sempat ditutup melemah ke level Rp8.525 atau terkoreksi 50 poin (0,58 persen).

Kemudian, harga saham Unilever Indonesia rata-rata bergerak di level Rp30.000. Sementara, pada Januari ini, harga saham Unilever Indonesia stabil berada di level Rp40.000 dan pada perdagangan kemarin berhasil ditutup menguat di level Rp40.600.

Kenaikan harga saham kedua emiten tersebut atau emiten yang berada dalam sektor barang dan konsumsi juga disebabkan oleh menguatnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) sepanjang pekan lalu. Kondisi ini diperkirakan berimbas positif pada emiten barang dan konsumsi, karena beberapa bahan baku emiten barang dan konsumsi didapatkan secara impor.

“Tidak semuanya, hanya sebagian besar saja. Tapi itu persepsi yang muncul di pelaku pasar, kalau nilai tukar rupiah menguat akan bagus untuk emiten barang dan konsumsi. Jadi, ini juga yang membuat pelaku pasar banyak beli di Unilever atau Indofood,” imbuh Reza.

Sementara itu, indeks sektoral lainnya yang juga mengalami penguatan yakni, sektor pertambangan sebesar 0,82 persen, industri dasar 0,99 persen, properti 1,19 persen, infrastruktur 1,1 persen, keuangan 0,05 persen, perdagangan 0,65 persen, dan manufaktur menguat 1,79 persen. 

Adapun, dua indeks sektoral mengalami pelemahan, terutama sektor agrikultur yang terkoreksi 1,98 persen. Kemudian dilanjutkan sektor aneka industri sebesar 1,4 persen. Pelemahan harga komoditas minyak kelawa sawit (Crude Palm Oil/CPO) dinilai menjadi biang keladi turunnya indeks sektor agrikultur. 

Untuk pekan ini, Reza merekomendasikan saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI) sebagai alternatif pilihan pelaku pasar untuk saham spekulatif. Meski belum menguat secara fundamental, tetapi saham Bumi Resources dapat menguat dengan sentimen pemberitaan media massa. 

Seperti diketahui, pemberitaan Bumi Resources terkait dipenuhinya permohonan penundaan kewajiban pembayaran utang (PKPU) direspons positif oleh pelaku pasar dan terus menaikkan harga sahamnya hingga saat ini.

“Itu persepsi anggapan pelaku pasar. Jadi, itu kan akan membuat keuangan Bumi Resources sehat, maka mereka banyak trading di saham tersebut, pemberitaan juga didukung penguatan harga batu bara,” imbuh Reza.

Reza juga merekomendasikan saham PT Vale Indonesia Tbk (INCO), PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP), PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA), dan PT PT Nusa Raya Cipta Tbk (NRCA). Menurut dia, secara teknikal, saham-saham tersebut diprediksi memberikan return (hasil ) yang positif bagi pelaku pasar. (bir)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER