Hasil Survei BI: Bunga Kartu Kredit Melorot Hingga 56 Bps

CNN Indonesia
Senin, 16 Jan 2017 13:26 WIB
Proyeksi BI itu seiring dengan Surat Edaran BI Nomor 14/34/DASP perihal Batas Maksimum Suku Bunga Kartu Kredit.
Proyeksi BI itu seiring dengan Surat Edaran BI Nomor 14/34/DASP perihal Batas Maksimum Suku Bunga Kartu Kredit. (Plixs/publicdomainpictures).
Jakarta, CNN Indonesia -- Hasil survei Bank Indonesia (BI) memproyeksi terjadi penurunan suku bunga kredit pada kuartal I 2017. Rata-rata suku bunga kredit berdenominasi rupiah diperkirakan melorot antara satu basis poin (bps) hingga enam bps.

Apabila dirinci, penurunan bunga kredit yang paling tajam terjadi pada lini bisnis kartu kredit, yaitu diperkirakan sebesar 56 bps. Diikuti oleh bunga kredit tanpa agunan (KTA) hingga 17 bps dan bunga kredit multiguna sebesar 4 bps.

Proyeksi BI itu tak terlepas dari Surat Edaran BI Nomor 14/34/DASP pada 27 November 2012 perihal Batas Maksimum Suku Bunga Kartu Kredit yang menetapkan bahwa bunga kartu kredit dipatok maksimal 2,95 persen per bulan atau 35,4 per tahun.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Santoso, Direktur PT Bank Central Asia Tbk alias BCA mengatakan, surat edaran tersebut ditetapkan berlaku mulai 1 Juni 2017 nanti. Artinya, seluruh bank penerbit kartu kredit sudah harus memenuhi ketentuan pemangkasan bunga tersebut.

"Kalau saat ini, bunga kartu kredit revolver (seluruh tagihan dibayarkan hanya sebagian) sebesar 2,95 persen. Nanti akan menjadi 2,25 persen atau turun 70 bps. Ini lebih besar dari yang diproyeksikan BI," ujarnya kepada CNNIndonesia.com, Senin (16/1).

Tentunya, penurunan bunga kartu kredit sedikit banyak akan memengaruhi pendapatan perusahaan. Terlebih lagi, pendapatan tahun ini telah dianggarkan dari tahun lalu. Asal tahu saja, saat ini, bisnis kartu kredit BCA menyumbang kurang dari 5 persen terhadap total pendapatan perseroan.

Padahal, pada 2009 lalu, kontribusi pendapatan kartu kredit bahkan sempat tembus 10 persen. Namun, hal itu lebih dikarenakan pergerakan lini bisnis lainnya tidak sekencang kartu kredit. Berbeda halnya dengan saat ini dimana bisnis kredit konsumsi di luar kartu kredit justru menggeliat.

Pun demikian, Santoso tak menampik penurunan bunga kartu kredit akan menggeliatkan outstanding. "Harapannya, penurunan bunga kartu kredit membuat semakin banyak masyarakat yang menggunakan kartu kredit sebagai alat pembayaran. Kami juga berharap, nasabah kartu kredit bertumbuh, dan outstanding meningkat," terang Santoso.

Sebelumnya, Steve Marta, General Manager Asosiasi Kartu Kredit Indonesia (AKKI) bilang, masih banyak bank penerbit kartu kredit yang mengandalkan bunga untuk membiakkan pendapatannya. "Dampaknya berbeda-beda. Bagi bank dengan perilaku nasabah revolver, jelas berdampak," katanya.

AKKI mencatat, dari sekitar 17 kartu kredit beredar tahun lalu, cuma 30 persen-35 persen di antaranya yang membayar lunas seluruh tagihan. Sedangkan sisanya merupakan nasabah revolver atau membayar tagihan mereka hanya sebagian saja.

Direktur Ritel PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Tardi memastikan, penurunan bunga kartu kredit sebanyak 70 bps akan memangkas keuntungan perusahaan. Ditambah lagi, pertumbuhan bisnis kartu kredit Bank Mandiri saat ini kurang bergairah. "Kalau turunnya 70 bps, profit turun besar," imbuh dia.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER