Jakarta, CNN Indonesia -- Harga minyak dunia meningkat seiring dengan komitmen Arab Saudi untuk memangkas produksi. Mengutip
Reuters, Senin (16/1), Menteri Energi Arab Saudi Khalid al-Falih menyebutkan, negaranya komitmen dengan pengurangan produksi.
Tak cuma itu, ia juga meyakini bahwa keputusan organisasi negara-negara pengekspor minyak dunia (Organization of the Petroleum Exporting Countries/OPEC) memangkas produksi bakal berhasil.
Sebagai informasi, OPEC setuju memangkas produksi sebesar 1,2 juta barel per hari menjadi 32,5 juta barel per hari yang dimulai 1 Januari 2017 lalu sebagai upaya untuk mengurangi persediaan minyak, dan mendongkrak harga yang tenggelam selama dua tahun belakangan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Akibatnya, harga Brent LCOc1 meningkat US$0,41 per barel ke angka US$55,86. Sementara itu, harga West Texas Intermediate (WTI) CLc1 meningkat US$0,27 per barel ke angka US$52,64 per barel.
Kendati demikian, laju penguatan harga tertahan oleh laporan kenaikan produksi minyak AS. Saat ini, produksi minyak AS berada di angka 8,95 juta barel per hari. Angka ini lebih besar dibanding Juni 2016, yakni 8,5 juta barel per hari.
Selain itu, Goldman Sachs melaporkan bahwa produksi minyak AS akan meningkat 235 ribu barel per hari di tahun 2017. Angka ini sudah mempertimbangkan sumur-sumur yang telah dibor dan diproyeksi berproduksi pada paruh pertama tahun ini.
Di samping itu, analis juga tak percaya sepenuhnya akan komitmen Arab Saudi. Pasalnya, tak ada sinyal bahwa negara-negara anggota OPEC akan memperpanjang komitmen pemangkasan produksinya di atas enam bulan.