Isefid: Aset Perbankan Syariah Masih Berpusat di Pulau Jawa

CNN Indonesia
Rabu, 18 Jan 2017 01:00 WIB
Sebaran aset perbankan syariah yang terkonsentrasi di Pulau Jawa sebanyak 77,06 persen. Di antaranya 53,6 persen diparkir di Jakarta.
Sebaran aset perbankan syariah yang terkonsentrasi di Pulau Jawa sebanyak 77,06 persen. Di antaranya 53,6 persen diparkir di Jakarta. (CNN Indonesia/Elisa Valenta Sari).
Jakarta, CNN Indonesia -- Islamic Economic Forum for Indonesian Development (Isefid) menyebutkan bahwa masih ada ketimpangan yang lebar dalam bisnis perbankan syariah, mulai dari sebaran aset, sebaran pembiayaan hingga penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) yang masih berpusat di Pulau Jawa.

Lembaga kajian ekonomi syariah tersebut merinci, sebaran aset perbankan syariah yang terkonsentrasi di Pulau Jawa sebanyak 77,06 persen. Di antaranya 53,6 persen diparkir di Jakarta. Setali tiga uang, sebaran DPK juga masih didominasi di Pulau Jawa sebanyak 74,70 persen. Di antaranya 47,53 persen berada di Jakarta.

Karenanya, Direktur Eksekutif Isefid Ali Sakti mengatakan, industri perbankan syariah perlu berbenah meningkatkan kualitas layanan, serta jaringan agar dapat memperkuat pembiayaan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di daerah.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami optimistis, perkembangan perbankan syariah akan semakin baik pada tahun ini. Terdapat kecenderungan peningkatan portofolio pembiayaan berbasis bagi hasil yang mendekati angka 40 persen, sedangkan kredit macetnya (NPF) juga semakin rendah, dibawah 4 persen," ujarnya, seperti dikutip ANTARA, Selasa (17/1).

Ali menyarankan, perbankan syariah sebaiknya melakukan linkage (hubungan) dengan Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) yang memiliki fleksibilitas dan pengetahuan lokal dalam memperkuat pembiayaan UMKM.

"Kami berharap, perbankan syariah dapat memainkan peran yang lebih signifikan bagi perekonomian nasional, terutama dalam mendorong pertumbuhan sektor riil," katanya.

Menurutnya, perbankan syariah juga perlu menjaga momentum pertumbuhan dan pangsa pasar yang berlangsung di sepanjang tahun ini. Tahun lalu, perbankan syariah tercatat tumbuh 19,67 persen dengan pangsa pasar 5,12 persen. Realisasi ini tertinggi sepanjang keberadaan bank berprinsip syariah di Indonesia.

"Tidak bisa dipungkiri, keberhasilan perbankan syariah nasional dalam mencapai pangsa pasar sebesar 5,12 persen, tidak bisa dilepaskan dari keberhasilan Bank Pembangunan Daerah (BPD) Aceh, yang melakukan konversi secara menyeluruh pada September 2016," terang Ali.

Ia berharap, momentum tersebut terus berlanjut, mengingat masih terdapat BPD Nusa Tenggara Barat (NTB) yang sedang berproses menjadi BPD Syariah, dan beberapa BPD yang berpotensi untuk melakukan konversi menjadi BPD Syariah.

Adapun, potensi dana yang akan didapatkan dari konversi kedua bank daerah tersebut diperkirakan bisa mencapai Rp9 triliun-Rp10 triliun dan diharapkan dapat memperbesar pangsa pasar bank syariah secara nasional.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER