Jakarta, CNN Indonesia -- Lawatan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe ke Indonesia yang disambut senyum semringah deretan menteri kabinet kerja era pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) bukan tanpa alasan. Hubungan bilateral negeri matahari terbit dengan Indonesia tersebut memiliki nilai sejarah, sekaligus nilai investasi yang terbilang bombastis.
Tiga proyek besar yang tengah dijajaki kedua negara adalah pembangunan pelabuhan Patimban, proyek kereta api cepat Jakarta-Surabaya, dan blok gas Masela.
"Kereta api itu sekitar Rp80 triliun, lalu Patimbanan Rp3 triliun. Sedangkan untuk Masela yang akan dikerjakan Inpex itu investasinya sekitar US$17 miliar," kata Deputi I Bidang Koordinasi Kedaulatan Maritim Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman Arief Havas Oegroseno saat ditemui CNNIndonesia.com di kantornya, pekan lalu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Havas pun mengakui, tahun-tahun sebelumnya hubungan bilateral antara dua negara ini sempat merenggang, lantaran salah satu proyek besar yang diincar Jepang justru disabet oleh negara lain, yakni China.
"Tahun-tahun lalu Jepang sempat kecewa soal kereta cepat Bandung-Jakarta, tapi sekarang hubungan dua negara ini sudah baik," kata Havas.
Lobi-lobi bisnis dan berbagai kunjungan kerja untuk memperkuat hubungan bilateral dua negara ini memang kerap dilakukan. Ini merupakan kali pertama Perdana Menteri Shinzo Abe melancong ke Indonesia di tahun 2017, namun tahun lalu, Indonesia bisa dikatakan sangat rajin menyambangi Jepang untuk urusan kenegaraan.
"Pak Menteri Luhut Binsar Panjaitan beberapa kali ke Jepang meninjau proyek yang ditawarkan ataupun yang kita tawarkan ke mereka. Pak Presiden juga sempat ke Jepang kunjungan kenegaraan," kata Havas.
Selain kepentingan kenegaraan, hubungan bilateral kedua negara ini, menurut Havas bukan hanya karena faktor kepentingan bisnis saja. Antara Jepang dan Indonesia disebutnya memiliki kedekatan historis yang cukup kental.
"Disinilah kita tawarkan juga ke mereka elderly resort, karena memang kita ada kedekatan historis," kata dia.
Soal elderly resort, memang masih sebatas wacana, proyek yang kerap disebut-sebut sebagai tindak lanjut pengelolaan dari pulau-pulau kecil dan terluar Indonesia yang jumlahnya belasan ribu itu belum mendapati bendera berwarna apapun. Alasannya, penertiban pulau-pulau kecil dan terluar di Indonesia belum juga selesai dilakukan.
Jatuh CintaMenurut Havas, Pemerintah Jepang terkenal sangat ahli melakukan lobi. Untuk konsep, Jepang menggunakan pendekatan baru dalam hal urusan bilateral negaranya yakni mengedepankan konektivitas dan sinergi koneksi di wilayah Asia dan Afrika.
"Jepang sedang menciptakan konsep untuk menciptakan stabilitas dan kemakmuran dalam masalah persaingan di dunia Internasional, dia mencoba menkombinasi dari dua konten utama, dan dua wilayah laut yang berbeda," kata Havas.
Yang berarti, Jepang sedang mencoba memngkombinasi wilayah Asia yang dinilai sebagai benua yang negara-negaranya dinilai tumbuh dengan pesat dengan Afrika yang dinilai memiliki potensi besar untuk tumbuh menjadi negara adidaya.
"Keduanya di kombinasi, keuntungannya besar. Juga jangan lupakan yang kedua soal kerjasama di wilayah perairan pasifik dan laut India," kata Havas.
Oleh karena itu adanya konsep ini, menurut Havas sejalan dengan tujuan Indonesia menjadi poros maritim dunia. Menurut dia, melalui sinergi yang dilakukan Jepang dan Indonesia, bukan tidak mungkin akan menghasilkan hasil yang maksimal alih-alih hanya bekerja seorang diri.
"Kerjasama yang Jepang tawarkan terkait dengan maritim, begitupun kita, tawarkan bangun pelabuhan, dry port, cold storage, ini kan berhubungan dengan maritim," kata Havas.
(gen)