Karawang, CNN Indonesia -- Perusahaan Umum Percetakan Uang Republik Indonesia (Perum Peruri) kembali membantah isu miring terkait penerbitan uang rupiah yang baru dirilis akhir tahun lalu. Direktur Utama Peruri Prasetio menegaskan proses pencetakan uang rupiah emisi 2016 itu secara keseluruhan dilakukan di dalam negeri tepatnya di pabrik milik Peruri yang berlokasi Karawang, Jawa Barat.
Hal itu sekaligus membantah isu yang menyebutkan uang rupiah dicetak oleh perusahaan swasta di Kudus yakni PT Pura Barutama. Prasetio mengatakan, perusahaan itu hanyalah pemenang tender kertas uang baru, bukan pencetak.
"Dalam mandat Undang-Undang, Bank Indonesia (BI) memberikan mandat mencetak uang di perusahaan BUMN. Dari 120 BUMN yang ada, yang memiliki kapasitas mencetak uang adalah Perum Peruri," ujar Prasetio di kawasan pabrik Peruri, Karawang, Rabu (18/1).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Prasetio menjelaskan, mandat untuk mencetak uang rupiah telah diterima oleh Peruri dari BI sejak 2006. Hal itu, lanjutnya, sesuai dengan Undang-Undang Mata Uang Nomor 7 Tahun 2011 dan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2006, bahwa BI menugaskan Peruri untuk mencetak uang rupiah.
Khusus untuk tahun ini, Peruri mendapat mandat untuk mencetak sebanyak 12,9 miliar bilyet uang rupiah tahun emisi 2016 dalam bentuk kertas maupun logam.
"Tidak ada perusahaan manapun di Indonesia yang mampu mencetak uang rupiah, kecuali Peruri. Jadi isu yang berkembang dalam ini, sama sekali tidak benar. Tingkat keamanan kami sangat tinggi, tidak setiap orang bisa masuk ke Kawasan Produksi Peruri di Karawang," ujar Prasetio.
Prasetio menjelaskan, di dalam pabrik seluas 202 hektare tempatnya bekerja, Peruri menjalankan tugas mencetak uang kertas maupun uang logam yang sebelumnya dirancang oleh bank sentral. Untuk urusan desain dan distribusi, hal tersebut merupakan kewenangan BI sebagai otoritas moneter.
Prasetio juga mengatakan saat ini perusahaan hanya menerima pasokan bahan baku kertas dan logam langsung dari BI. Namun ia memastikan, bahan baku yang digunakan untuk mencetak uang rupiah mayoritas berasal dari dalam negeri. Sebelum dipasok ke pabrik Peruri, kualitas bahan tersebut terlebih dahulu diuji oleh BI.
"Sekarang komunikasi BI dan Peruri itu bagus. BI memasok kertas ke kami, kalau tidak cocok pasti akan mengganggu proses produksi. Makanya sebelum dicetak, BI melakukan uji mutu dan tes cetak. Kalau baik, BI akan mensupply secara besar-besaran," ujarnya.