Menteri Rini: Duit Pinjaman untuk Kereta Cepat Cair Februari

CNN Indonesia
Jumat, 20 Jan 2017 13:20 WIB
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Rini Soemarno menyatakan telah terdapat komitmen dari China Development Bank untuk mengucurkan dana tersebut.
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Rini Soemarno menyatakan telah terdapat komitmen dari China Development Bank untuk mengucurkan dana tersebut. (CNN Indonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah mengklaim dana pinjaman dari China Development Bank (CDB) guna membiayai proyek kereta cepat (High Speed Train/HST) rute Jakarta-Bandung (JKT-BDG) bakal cair pada akhir Februari atau awal Maret 2017.

"Akhir Februari ini (pinjaman cair), karena kita akan selesaikan semua. Modal sudah masuk kan, mereka masukin modal," kata Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Rini Soemarno dikutip dari detikcom, Jumat (20/1).

Rini menjelaskan, China memiliki porsi 40 persen dalam proyek tersebut. Sementara sisanya digenggam pihak Indonesia 60 persen. Kedua belah pihak sudah mulai memasukkan modal ke perusahaan patungan, PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Januari ini kita masukin lagi modalnya, jadi sudah mulai masuk modalnya dari mereka, tapi kalau dananya sendiri Maret ini, akhir Februari. Karena kan Februari komitmen mereka oke, kemarin ketemu juga dari duta besar China sama dari CDB-nya, mereka mengharapkan masalahnya RT/RW nya karena mereka kan khawatir, nanti uang sudah keluar tahu tahu masalah di tengah-tengah, begitu," jelasnya.

Untuk membangun hingga mengoperasikan kereta cepat tersebut, kebutuhan dana mencapai US$5,5 miliar atau setara Rp73,7 triliun ( asumsi kurs Rp 13.400 per dolar AS).

Pemerintah mengutus PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) dalam proyek ini. WIKA melalui anak usahanya, PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI), menguasai 60 persen saham KCIC. Sementara sisanya dipepang oleh China Railway International (CRI) dengan komposisi saham 40 persen. KCIC merupakan pengembang dan pengelola proyek kereta cepat rute Jakarta-Bandung sepanjang 142 km.

Dari kebutuhan dana proyek US$ 5,5 miliar, KCIC berkontribusi 25 persen atau setara US$1,375 miliar yang bersumber dari setoran PSBI 15 persen dan CRI 10 persen. Modal yang disuntikkan oleh induk KCIC akan dilakukan secara bertahap.

Sisanya, kebutuhan dana sebanyak 75 perseb atau setara US$4,125 miliar (Rp55,2 triliun) akan ditutup oleh pinjaman China Development Bank.

Sebelumnya, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) dan PT Kereta Cepat Indonesia Cina melakukan pembahasan terakhir menjelang akhir tahun 2016 ini terkait penyelesaian proses pencairan dana pembiayaan proyek kereta cepat Jakarta-Bandung.

Kedua pihak berangkat ke Beijing untuk bertemu dengan lembaga keuangan yang memberikan pinjaman, yaitu China Development Bank.

"Memang agak lama prosesnya, karena Bank Sentral China memberi pengecualian bagi Indonesia untuk bekerja sama dengan CDB," ungkap Direktur Keuangan Wijaya Karya Steve Kosasih, Kamis (22/12).
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER