Sektor Agrikultur jadi Jawara Indeks Pasar Modal Pekan Ini

Dinda Audriene | CNN Indonesia
Minggu, 22 Jan 2017 17:40 WIB
Pekan depan emiten perkebunan kelapa sawit dipercaya masih merajai transaksi di lantai bursa.
Pekan depan emiten perkebunan kelapa sawit dipercaya masih merajai transaksi di lantai bursa. (ANTARA FOTO/Wahdi Septiawan)
Jakarta, CNN Indonesia -- Harga komoditas minyak kelapa sawit (Crude Palm Oil/CPO) yang terus positif berhasil menarik pelaku pasar untuk melakukan aksi beli pada saham emiten sektor agriluktur. Tak heran, indeks sektor agrikultur berhasil menjadi jawara sepanjang pekan ini.

Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat indeks sektor agrikultur berhasil naik 1,21 persen menjadi 1.894,581 dari pekan lalu 1.871,795. Bila dilihat, sektor agrikultur memang stabil sejak pekan lalu yang terus bergerak positif. Bahkan, sektor agrikultur menjadi satu-satunya sektor yang menguat ditengah pelemahan yang terjadi pada sembilan sektoral lainnya.

Analis MNC Securities Yosua Zisokhi menuturkan, harga rata-rata CPO sepanjang kuartal IV tahun 2016 sendiri berkisar 3.000-3.200 ringgit per ton. Sementara, jika dilihat secara tahunan rata-rata harga CPO sebesar 2.600 ringgit per ton.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Nah untuk tahun ini lebih baik, diperkirakan harga rata-rata CPO sebesar 2.800 ringgit per ton. Lebih tinggi dari rata-rata tahun lalu," ungkap Yosua kepada CNNIndonesia.com, Jumat (20/1).

Harga rata-rata tersebut, jelas Yosua, sudah mempertimbangkan adanya potensi untuk penurunan harga CPO pada kuartal II hingga kuartal IV tahun 2017. Hal ini disebabkan, efek el nino atau kemarau panjang yang telah berakhir.

Dengan demikian, musim hujan nantinya akan membuat pasokan CPO berlebih. Selain itu, permintaan dari China dan Eropa yang memasok CPO pada musim dingin juga akan berkurang seiring dengan berakhirnya musim dingin di negara tersebut.

"Ke depan efek el nino sudah berpotensi selesai jadi supply naik lagi, panen naik lagi, lalu demand berkurang seiring dengan musim dingin yang selesai," teang Yosua.

Hanya saja, tingkat penurunan permintaan CPO diperkirakan tidak terlalu dalam jika dibandingkan dengan pasokan yang ada. Sehingga, emiten CPO dapat menjual pasokan yang lebih banyak ditengah penurunan harga yang terjadi.

"Jadi nanti memang harga turun, tapi tetap untung karena volume yang dijual bisa semakin banyak," papar dia.

Menurut Yosua, saham emiten yang mendorong sektor agrikultur sepanjang pekan ini yakni, PT Eagle High Plantations Tbk (BWPT). Harga sahamnya pada perdagangan hari ini sebenarnya tercatat turun 8 poin (2,56 persen) ke level Rp304 per saham. Namun, jika dilihat sepanjang pekan, harga sahamnya mengalami kenaikan 9,35 persen. Pada awal pekan, harga saham Eagle High berada di level Rp278 per saham.

Untuk pekan depan, ia masih merekomendasikan emiten CPO untuk dicermati oleh pelaku pasar. Menurutnya, sektor CPO masih akan terutama, PT Perusahaan Perkebunan London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP), PT Salim Ivomas Pratama Tbk (SIMP), dan Eagle High.

"Pekan depan agrikultur bisa mimpin lagi, kemudian sektor pertambangan, lalu properti ya," pungkas Yosua. (gen)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER