SKK Migas Pastikan PoD Genting Oil Bisa Diteken Bulan Ini

Galih Gumelar | CNN Indonesia
Selasa, 24 Jan 2017 02:45 WIB
Produksi blok Kasuri diprediksi bisa mencapai 285 MMSCFD dan bisa onstream di tahun 2019.
Produksi blok Kasuri diprediksi bisa mencapai 285 MMSCFD dan bisa onstream di tahun 2019. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas) mengatakan persetujuan rencana pengembangan (Plan of Development/PoD) blok Kasuri milik Genting Oil bisa diteken bulan ini sesuai jadwal. Saat ini, persetujuan PoD blok Kasuri tengah difinalisasi oleh regulator hulu migas tersebut.

Wakil Kepala SKK Migas Zikrullah mengatakan, persetujuan PoD bisa dilakukan karena sudah ada kepastian terkait penyerapan gas. Rencananya, gas dari blok Kasuri tetap diprioritaskan untuk memasok industri petrokimia di Teluk Bintuni, Papua Barat.

Kendati demikian, pemerintah dan Genting Oil masih membicarakan harga yang ideal bagi keekonomian hulu migas dan sesuai dengan kantong industri petrokimia. "Kalau tidak salah, sudah mulai mendekat harganya, tinggal nanti mungkin formulanya seperti apa sedang disusun," ujar Zikrullah, Senin (23/1).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lebih lanjut ia mengatakan, nantinya Perjanjian Jual Beli Gas (PJBG) juga akan ditandatangani pasca persetujuan PoD. Di samping itu, pemerintah juga tengah mempertimbangkan sebagian besar pemanfaatan gas Kasuri untuk kebutuhan dalam negeri.

"Sedang dibahas kalau gasnya buat dalam negeri. Calon pembelinya kan sudah ada rekomendasi dari Kementerian Perindustrian untuk petrokimia," lanjutnya.

Sayangnya, ia enggan untuk memberitahu detil kemajuan (progress) persetujuan PoD tersebut. "Pokoknya sekarang sedang difinalisasi," pungkas Zikrullah.

Sebagai informasi, tadinya persetujuan PoD blok Kasuri diharapkan rampung akhir tahun lalu. Namun karena masalah komersialisasi, penandatanganan PoD ini diundur ke tahun ini.

Pada awalnya, SKK Migas memberikan opsi bagi Genting Oil untuk memasok sementara gas Kasuri bagi calon pabrik PT Pupuk Indonesia (Persero) di Teluk Bintuni sebelum gas dari Tangguh Train 3 yang dikelola British Petroleum (BP) Berau Ltd memasok pabrik tersebut.

Pasalnya, proyek Kasuri diperkirakan onstream di tahun 2019, sementara Tangguh Train 3 baru akan onstream di tahun 2020. Namun ternyata, Pupuk Indonesia mengundurkan jadwal operasi pabriknya menjadi tahun 2022, sehingga opsi swap itu urung dilakukan.

Di sisi lain, masalah harga gas juga menjadi penghambat komersialisasi gas Blok Kasuri. Padahal, calon investor Teluk Bintuni seperti LG Chemical dan Ferrostaal GmbH sangat tertarik dengan gas Genting Oil.

Diketahui, harga gas keekonomian dari blok Kasuri mencapai US$6 per MMBTU. Sementara, kedua perusahaan itu membutuhkan gas lebih murah dari harga yang ditawarkan.

Produksi blok Kasuri diprediksi bisa mencapai 285 MMSCFD dan bisa onstream di tahun 2019. Perusahaan asal Malaysia tersebut sebelumnya telah melakukan kegiatan eksplorasi pengeboran di 10 sumur di Lapangan Merah, Lapangan Asap, dan Lapangan Kido.

Kembangkan Teluk Bintuni

Sementara itu, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto berharap gas dari Kasuri dan blok Tangguh bisa membantu pengembangan industri urea dan olefin di Kawasan Industri Teluk Bintuni.

Secara lebih rinci, ia berharap gas tersebut bisa berguna untuk pabrik petrokimia yang dikembangkan PT Pupuk Indonesia (Persero) dan Ferrostaal senilai US$1,5 miliar, di mana nota kesepahamannya diteken pekan lalu.

"Terdapat dua sumber gas potensial, yaitu di proyek Tangguh dan di blok eksplorasi Kasuri yang berada di selatan Tangguh sampai Kabupaten Fakfak. Diharapkan segera muncul keputusan untuk memberikan izin kepada perusahaan-perusahaan yang akan membangun pabrik petrokimia di Teluk Bintuni," tutur Airlangga melalui siaran pers dikutip Senin (23/1). (gen)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER