Laba BNI Naik 25 Persen jadi Rp11 Triliun Tahun Lalu

Elisa Valenta Sari | CNN Indonesia
Kamis, 26 Jan 2017 17:01 WIB
Kenaikan laba ditopang pertumbuhan pendapatan bunga bersih dan pendapatan Non Bunga yang masing-masing melonjak 17,4 persen dan 23,1 persen.
Kenaikan laba ditopang pertumbuhan pendapatan bunga bersih dan Pendapatan Non Bunga yang masing-masing melonjak 17,4 persen dan 23,1 persen. (CNN Indonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia -- Di tengah kelesuan industri perbankan, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) justru mencatatkan kinerja kinclong sepanjang tahun lalu. Bank berlogo 46 itu berhasil memperoleh laba hingga Rp11,34 triliun atau naik 25,1 persen jika dibandingkan dengan laba 2015 sebesar Rp9,07 triliun.

Direktur Retail Banking dan Consumer Banking BNI Anggoro Eko Cahyo mengungkapkan, kenaikan laba tersebut ditopang oleh pertumbuhan pendapatan bunga bersih (Net Interest Income/NII) dan Pendapatan Non Bunga yang masing-masing melonjak 17,4 persen dan 23,1 persen.

Tercatat NII yang diperoleh BNI tahun lalu naik dari Rp25,56 triliun di tahun 2015 menjadi Rp29,99 triliun di tahun 2016. Alias terjadi pertumbuhan 17,4 persen sehingga menyebabkan BNI bisa menjaga marjin bunga bersih atau NIM di level 6,2 persen.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Di tengah lemahnya pertumbuhan laba perbankan November lalu yang mencapai 9,1 persen year on year (yoy), BNI masih mampu mencatat laba bersih konsolidasi sebesar Rp11,34 triliun," ujar Anggoro, Kamis (26/1).

Pada akhir 2016, BNI juga mencatatkan pertumbuhan aset. Tercatat total aset BNI menembus angka Rp603,03 triliun atau naik 18,6 persen di atas total aset di akhir 2015 sebesar Rp508,59 triliun. Pertumbuhan aset ini didorong oleh pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) dan simpanan dari bank lain.

"Tahun ini kami berharap pertumbuhan aset bisa meningkat hingga 20 persen, dan bisa menyusul aset bank tetangga," ujar Wakil Direktur BNI Suprajanto.

Kredit Agresif

Untuk kredit, BNI cukup agresif dalam penyaluran tahun ini. Hal itu terbukti dari pertumbuhan kredit BNI tahun lalu yang mencapai 20,6 persen. Lebih tinggi dari proyeksi pertumbuhan kredit industri tahun lalu yang diperkirakan hanya mencapai 9 persen.

Hingga 31 Desember 2016, kredit yang disalurkan BNI mencapai Rp393,28 triliun naik 20,6 persen dari tahun 2015 yang sebesar Rp326,11 triliun. Dari total Rp393,28 triliun, sebanyak Rp286,1 triliun atau 72,7 persennya disalurkan ke segmen business banking, sementara 16,5 persennya atau Rp65,1 triliun disalurkan ke segmen consumer banking.

Sisanya sebesar 10,8 persen disalurkan melalui kantor-kantor cabang luar negeri dan anak usaha.

Khusus untuk tahun ini, perseroan menargetkan pertumbuhan laba dan kredit cenderung moderat. Tahun ini BNI memasang target pertumbuhan kredit di kisaran 15 hingga 17 persen, lebih rendah dari target tahun lalu yang mencapai 20 persen.

Suprajanto menjelaskan, ada beberapa hal yang menjadi pertimbangan perseroan memasang target lebih rendah dari tahun lalu. Pertama, perseroan masih tetap harus berhati-hati menyalurkan kredit mengingat tingginya ketidakpastian perekonomian global maupun domestik.

Ia mengatakan BNI juga tidak banyak berharap terhadap pertumbuhan jumlah nasabah baru mengingat banyak nasabah lama BNI yang migrasi kembali ke BNI telah banyak terjadi tahun lalu.

"Kami juga akan lebih prudent lagi. Sektor-sektor juga harus sesuai dengan pipeline bisnis bank. Dan itu berpengaruh terhadap kecepatan perkembangan bisnis kita," pungkasnya. (gen)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER