Jakarta, CNN Indonesia -- PT Pertamina (Persero) membidik pengembangan fasilitas pengolahan minyak atau kilang proyek revitalisasi (
Refinery Development Master Plan/RDMP) Balikpapan di Kalimantan Timur dapat dimulai pada akhir Februari mendatang.
Direktur Megaproyek Pengolahan dan Petrokimia Pertamina Rachmad Hardadi mengungkapkan, peletakkan batu pertama atau
groundbreaking akan dilangsungkan usai perusahaan memperoleh izin analisis mengenai dampak lingkungan (Amdal) pada pertengahan Februari.
Hardadi mengatakan, usai
groundbreaking, Pertamina akan mempercepat pembangunan kilang agar sesuai dengan target operasi kilang yang diharapkan dapat mulai di 2019.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Setelah Amdal selesai, mungkin Februari akan ada groundbreaking oleh Presiden. Selesai di Juli 2019 dan September start up dan comissioning," ungkap Hardadi di kantornya, Senin (30/1).
Sampai saat ini, lanjut Hardadi, Pertamina telah merampungkan
Basic Enginering Desain (BED) dan desain
Front End Engineering Design (FEED).
Dalam menggarap pengembangan kapasitas kilang Balikpapan, Pertamina menggandeng sesama perusahaan pelat merah, yakni PT Wijaya Karya Tbk (Wika) untuk merampungkan pembangunan dermaga dan
jetty yang berkapasitas 200 ribu ton dengan panjang 200 meter.
Berdasarkan jadwal Pertamina, pembangunan dermaga dan
jetty akan selesai pada Desember 2017. Lalu, dilanjutkan dengan perakitan mesin kilang pada awal 2018 hingga satu tahun ke depan agar pada 2019 kilang dapat beroperasi.
Sementara itu, Pertamina saat ini akan memindahkan sekitar 300 kepala keluarga (KK) pegawai kilang Balikpapan ke apartemen yang pengerjaannya telah rampung sekitar 86 persen.
"Akhir Maret, rumah sekitar 300 kepala keluarga akan dibongkar dan area akan dijadikan sentra
warehouse dan
workshop," imbuh Hardadi.
Sebagai informasi, dengan adanya RDMP Balikpapan, Pertamina berharap kapasitas kilang dapat meningkat sekitar 100 ribu barel per hari (bph) dari semula 260 ribu bph menjadi 360 ribu bph.
Selain itu, menurut perhitungan Pertamina, saat kilang Balikpapan beroperasi nanti, kemampuan mengelola bahan bakar minyak (BBM) dengan
research octane number (RON) di atas 92 akan meningkat dan perusahaan dapat memproduksi BBM dengan standar kualitas euro 5.
“Produk utamanya nanti bisa produksi
gasoline RON 92 ke atas. Pada akhirnya ada standar bisa mengolah bahan bakar dengan standar euro 5 di tahap kedua. Untuk tahap pertama masih euro 2,” katanya.
(gen)