Pertamina-Saudi Aramco Batal Berkongsi di Dua Proyek Kilang

Yuliyanna Fauzi | CNN Indonesia
Senin, 30 Jan 2017 15:49 WIB
Pembatalan kerja sama RDMP Balongan dan Dumai menyusul tak adanya titik temu perihal target penyelesaian kedua proyek tersebut antara kedua perusahaan.
Pembatalan kerja sama RDMP Balongan dan Dumai menyusul tak adanya titik temu perihal target penyelesaian kedua proyek tersebut antara Saudi Aramco dan Pertamina. (ANTARA FOTO/Idhad Zakaria).
Jakarta, CNN Indonesia -- PT Pertamina (Persero) resmi membatalkan kerja sama dengan Saudi Aramco, calon mitra perusahaan dalam dua proyek revitalisasi (Refinery Development Master Plan/RDMP) kilang Balongan di Indramayu, Jawa Barat dan kilang Dumai di Riau.

Direktur Megaproyek Pengolahan dan Petrokimia Pertamina Rachmad Hardadi mengungkapkan, pembatalan kerja sama ini menyusul tak adanya titik temu perihal target penyelesaian kedua proyek tersebut antara kedua perusahaan.

Padahal, sebelumnya, kedua perusahaan telah sepakat membentuk perusahaan bersama atau patungan (Joint Venture/JV) untuk mempercepat penyelesaian proyek.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Semua tergantung situasi dan kondisi, namun akhirnya karena tidak sepakat, Pertamina jalankan sendiri," ujar Hardadi di kantornya, Senin (30/1).

Untuk diketahui, seharusnya Pertamina-Saudi Aramco melakukan penandatangan kesepakatan (Head of Agreement/HoA) pada 26 November 2016 lalu. Namun, keduanya memundurkan waktu pelaksanaan HoA hingga 31 Desember 2016.

Akan tetapi, perpanjangan waktu HoA rupanya tak memasukkan klausul komitmen untuk menggarap RDMP kilang Balongan dan Dumai sehingga Pertamina harus menunggu hingga Januari 2017.

Tak kunjung ada titik temu, Pertamina membatalkan proyek berkonsep RDMP kedua kilang yang ditargetkan dapat meningkatkan kapasitas terpasang kilang Pertamina dari 5,4 juta barel ke 18 juta barel.

Cilacap Jalan Terus

Namun begitu, Hardadi memastikan, kerja sama Pertamina-Saudi Aramco tetap terjalin untuk proyek RDMP kilang Cilacap di Jawa Tengah. Bahkan, keduanya sepakat menyelesaikan proyek setahun lebih cepat dari target awal di 2022.

"Jadi, kerja sama dengan Aramco hanya kilang Cilacap saja, sudah ada komitmen kuat dari Saudi Aramco untuk mempercepat kilang Cilacap ke 2021," imbuh Hardadi.

Untuk percepatan RDMP kilang Cilacap, keduanya menargetkan pembangunan dapat dimulai sejak 2018 mendatang dan rampung dalam tiga tahun ke depan.

Namun, Pertamina dan Saudi Aramco perlu merampungkan dulu pembentukan JV yang rencananya akan terbentuk pada Februari mendatang.

Perusahaan patungan baru bisa terbentuk setelah kedua perusahaan menyelesaikan kelayakan finansial (Bankable Feasibility Study/BFS) dan Basic Engineering Design (BED) yang rencananya juga akan selesai Februari mendatang. Pasalnya, eksekusi proyek ini tergantung dari kaijan kecakapan teknis dan finansial melihat hasil proses BED dan BFS.

Jika rampung, kapasitas kilang Cilacap akan meningkat dari 348 ribu barel menjadi 400 ribu barel. Selain itu, produksi gasoline akan meningkat 80 ribu barel, diesel sebesar 60 ribu barel, dan bahan bakar jet sebesar 40 ribu barel. (gen)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER