Jakarta, CNN Indonesia -- PT Pertamina (Persero) masih ragu akan proses penandatangan perjanjian jual beli listrik (Power Purchase Agreement/PPA) terkait proyek Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) Jawa 1 yang seharusnya diteken bersama PT PLN (Persero) pada Jumat (27/1) pekan lalu.
"Kalau tidak salah sudah, kemarin ada laporan tapi nanti saya cek lagi. Nanti kami cek bersama, memang targetnya Jumat kemarin," ujar Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto di kantornya, Senin (30/1).
Meski tak memberi jawaban pasti, namun Dwi memastikan bahwa Pertamina sebagai konsorsium proyek listrik berkapasitas 2 x 800 Megawatt (MW) telah menyampaikan keseriusannya untuk melanjutkan sinergi antar kedua perusahaan pelat merah dalam menggarap proyek listrik tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita sudah sampaikan kepada PLN dan kita jalan terus," tegasnya.
Untuk diketahui, seharusnya kedua Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tersebut menandatangani PPA sejak Senin (23/1) pekan lalu. Namun, Pertamina menyebutkan ada dua hal yang harus dikaji kembali oleh PLN, yakni soal kemampuan pembiayaan proyek atau bankability dan porsi pasokan gas yang akan diserap oleh PLN.
Akhirnya PLN memutuskan untuk mengundur penandatanganan PPA hingga Jumat (27/1) pekan lalu. Adapun Rabu (25/1), Direktur Utama PLN Sofyan Basir mengatakan PLN sudah menyelesaikan semua pengkajian ulang PPA sesuai dengan proposal pengajuan (
Request For Proposal/RFP) dan telah diberikan kembali kepada Pertamina untuk ditandatangani.
"Sudah selesai. Tidak boleh ada issue lagi, harus betul-betul memenuhi dan sesuai dengan RFP. Maksimum kita tunggu sampai Jumat. Itu sudah harus ada tanda tangan," kata Sofyan ketika itu.
Sofyan menegaskan, bila penandatanganan PPA belum juga dibubuhkan Pertamina, PLN akan tetap melanjutkan pembangun proyek listrik yang bernilai investasi sebesar US$2 miliar tersebut dengan menunjuk konsorsium lain.
"Kalau mereka bisa memahami ya jalan, kalau tidak bisa, ya kita harus putus, begitu saja. Kami issue ke peserta lain. Ini kan tender internasional, tidak boleh main-main," pungkasnya.
Sementara itu, Vice President Gas and Power Commercialization Pertamina Ginanjar memastikan, konsorsium Pertamina sudah tak mempermasalahkan PPA sehingga pihak Pertamina tinggal menunggu hasil kajian ulang PPA dari PLN.
"Konsorsium sudah mengusulkan solusinya dan tinggal menunggu kesiapan PLN. Konsorsium sangat solid dan siap menandatangani PPA dengan PLN," jelas Ginanjar.
(gen)