Jakarta, CNN Indonesia -- Anak perusahaan hulu PT Pertamina (Persero) yang mengelola aset migas perusahaan di luar negeri, PT Pertamina Internasional Eksplorasi dan Produksi, sukses dalam melaksanakan tender offer atas saham Meurel & Prom pada tahap pertama.
Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto menjelaskan, hasil dari tender offer (penawaran untuk membeli saham) tersebut telah diumumkan oleh Autorité des marchés financiers (AMF) Perancis pada 25 Januari 2017 waktu setempat.
"Terhitung mulai 1 Februari 2017, PIEP akan mengendalikan sebanyak 125,92 juta lembar saham dan hak suara di Maurel & Prom, yang setara dengan 64,46 persen saham dan 63,35 persen hak suara di Maurel & Prom," ujarnya dalam keterangan resmi, dikutip Jumat (27/1).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, PIEP juga mengendalikan sebanyak 6,84 juta ORNANE (obligasi yang dapat ditukar dengan uang dan saham) 2019, atau setara dengan 46,70 persen dari outstanding ORNANE 2019. PIEP juga akan memegang 3,84 juta ORNANE 2021, yang setara dengan 36,88 persen dari outstanding ORNANE 2021.
Pembayaran kepada pemilik ORNANE akan dilakukan pada saat penyelesaian transaksi sekaligus penyerahan ORNANE kepada perusahaan dengan nilai 17,28 euro per ORNANE 2019 (yaitu nilai nominal plus bunga sebesar 0,02 euro), dan 11,05 euro per ORNANE 2021 (yaitu nilai nominal plus bunga sebesar 0,03 euro).
Sesuai dengan artikel 232-4 dari AMF General Regulations, tender offer akan secara otomatis kembali terbuka untuk periode 10 hari kerja bursa. Jadwal tender offer tersebut segera dipublikasikan oleh AMF.
Dwi menilai kesuksesan pelaksanaan tender offer tahap pertama ini menjadi momentum yang baik bagi Pertamina untuk lebih agresif berekspansi ke luar negeri di tengah mulai membaiknya harga minyak mentah dunia.
Menurutnya, setelah Pertamina menjadi pemegang saham pengendali (minimal 51 persen kepemilikan saham), selanjutnya dapat mengkonsolidasikan bagian produksi Maurel & Prom kepada produksi PIEP.
“Ini sudah tentu akan meningkatkan kinerja hulu Pertamina. Selain itu, saat ini ISC juga mengkaji dan mempersiapkan kemungkinan untuk dapat menjadikan produksi minyak tersebut tidak sekadar menambah angka produksi Pertamina melainkan juga memperkuat pasokan untuk Indonesia,” terang Dwi.
Direktur Hulu Pertamina Syamsu Alam menambahkan prospek aset-aset migas Maurel & Prom sangat potensial untuk dikembangkan Pertamina melalui PIEP, di mana pada akhir 2015 tercatat cadangan migasnya mencapai 205 juta barel setara minyak.
Dengan aset yang tersebar di Eropa, Amerika, Afrika dan Asia, ia menilai hal ini dapat menjadi ajang pembuktian kapabilitas perusahaan di bisnis hulu dalam skala global.
“Pertamina semakin optimistis untuk dapat mengembangkan bisnis hulu dengan lebih cepat,” kata Syamsu Alam.
(gir)