Jakarta, CNN Indonesia -- PT Nusantara Pelabuhan Handal memilih fokus melakukan ekspansi di dalam negeri ketimbang membangun terminal peti kemas di luar negeri. Perusahaan juga berencana menggandeng perusahaan pelat merah di bidang pelabuhan.
Pemegang saham pengendali Nusantara Pelabuhan Garibaldi Thohir atau Boy Thohir mengaku lebih tertarik untuk menjajaki terminal peti kemas di Indonesia, khususnya di Banjarmasin, Pontianak, dan Sumatera Selatan.
"Saya memang tertarik sekali untuk kembangkan ini, nanti kan bisa bersinergi dengan PT Pelabuhan Indonesia I (Pelindo) dan Pelindo II," ucap Boy, Kamis (9/2).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Boy, potensi terminal peti kemas di Indonesia terbilang cukup bagus. Selain listrik, Boy menilai investasi di terminal peti kemas juga sangat penting karena dapat memperbaiki biaya logistik yang masih mahal, terutama di Indonesia bagian Timur.
"Nah dengan ini mudah-mudahan nanti kami lebih bisa berperan aktif. Sehingga barang-barang di Indonesia bagian Timur bisa terjangkau," kata Boy.
Pasalnya, kondisi yang ada saat ini cukup menyedihkan. Boy mencontohkan, biaya logistik yang mahal menyebabkan pengiriman barang antara Jakarta ke Papua lebih mahal jika dibandingkan dengan pengiriman barang dari Jakarta ke Amerika Serikat (AS).
"Sebagai pengusaha nasional saya terpanggil. Dan saya melihat prospeknya luar biasa. Nanti saya bayangkan di Pontianak, Banjarmasin, dan Sulawesi, di mana-mana kami bisa kembangkan," papar dia.
Saat ini, lanjut Boy, Nusantara Pelabuhan memiliki tiga terminal peti kemas, di antaranya dua di Tanjung Priok dan Thailand. Untuk di Thailand sendiri berada di pelabuhan sungai.
"Jadi
river port container," imbuh dia.
Dengan adanya terminal peti kemas di pelabuhan sungai seperti di Thailand, Boy tak menampik hal itu akan menjadi percontohan untuk diduplikasikan di Indonesia. Menurutnya, Sumatera dan Kalimantan merupakan lokasi yang cocok untuk dibuatkan hal yang serupa.
"Dua wilayah itu kan banyak sungai, kenapa kami tidak lakukan itu?" jelasnya.
Untuk diketahui, Nusantara Pelabuhan berencana melakukan penawaran umum saham perdana (
Initial Public Offering/IPO) tahun ini dengan melepas sebanyak-banyaknya 576 juta saham atau 20,5 persen dari modal.
Perusahaan menargetkan dapat meraup dana paling banyak Rp316,8 miliar dengan harga saham yang berkisar Rp450-Rp550 per saham.
Direktur Utama Nusantara Pelabuhan Paul Krisnadi menuturkan, 65 persen dari dana IPO akan digunakan untuk membayar utang kepada PT Episenta Utama, dan sisanya untuk modal kerja.
(gir/gen)