Jakarta, CNN Indonesia -- PT Pertamina (Persero) bakal menentukan mitra pembangunan kilang Bontang pada April tahun ini. Jadwal itu lebih cepat dibanding target semula yaitu akhir 2017.
Vice President Corporate Communication Wianda Pusponegoro menjelaskan, seleksi mitra dipercepat setelah penugasan pemerintah kepada Pertamina melalui Keputusan Menteri ESDM Nomor 7935 K/10/MEM/2016 terbit pada akhir tahun lalu. Setelah mitra didapatkan, maka perusahaan segera melakukan studi kecakapan finansial (Bankability Feasibility Study/BFS) proyek tersebut.
"Harapan kami, partner Pertamina untuk kilang Bontang bisa didapatkan pada April 2017 mendatang. Untuk itu, kami sedang mempersiapkan beberapa langkah bisnis demi mengakomodasi hal tersebut," jelas Wianda, Senin (13/2).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Beberapa contoh proses bisnis itu, lanjutnya, adalah melakukan
project expose ke beberapa perusahaan minyak potensial. Perusahaan minyak yang dipilih adalah 37 perusahaan minyak dunia yang sudah terbiasa dan memiliki kecakapan finansial dalam membangun kilang.
Rencananya,
project expose itu akan dilakukan pada akhir bulan ini. Setelah proses tersebut, Pertamina mempersilahkan perusahaan minyak untuk mendaftarkan minatnya untuk menjadi mitra di pembangunan kilang Bontang.
"Tender ini sangat terbuka, namun kami membatasi untuk perusahaan yang benar-benar memiliki kapabilitas dalam membangun kilang," kata Wianda.
Tiga - Lima CalonSetelah itu, diharapkan ada tiga hingga lima perusahaan minyak yang menjadi mitra potensial perusahaan minyak pelat merah tersebut. Jika ada minat serius, diharapkan kedua pemimpin perusahaan bisa bertemu empat mata membahas kelanjutan proyek Bontang.
"Mekanismenya kurang lebih sama seperti kilang Tuban, kami berharap benar-benar ada peminat serius. Kami pun membuka kesempatan bagi peserta seleksi mitra kilang Tuban untuk masuk kembali ke proyek ini," lanjutnya.
Jika semua proses berjalan dengan baik, ia berharap kilang Bontang bisa cepat
groundbreaking agar bisa terealisasi di tahun 2023. Selain itu, ada beberapa hal yang bisa mempercepat realisasi proyek tersebut.
Menurut Wianda, proyek kilang Bontang telah memiliki lahan seluas 450 hektare dengan sistem sewa kepada Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) Kementerian Keuangan. Selain itu, di lokasi kilang Bontang terdapat fasilitas penunjang operasi milik PT Badak NGL yang bisa digunakan, seperti
jetty dan pembangkit.
"Di sana sudah ada kelengkapan operasi dan kami menyambut baik penugasan pemerintah kepda Pertamina untuk membangun kilang Bontang," tuturnya.
Sebagai informasi, kilang Bontang diharapkan bisa mengolah minyak mentah sebanyak 300 ribu barel per hari. Rencananya, Bahan Bakar Minyak (BBM) yang diproduksi adalah jenis bensin sebanyak 60 ribu barel per hari dan Solar minimal sebanyak 124 ribu barel per hari dengan standar Euro IV.
Proyek ini diestimasi menelan dana US$12 miliar hingga US$15 miliar dan merupakan satu dari dua kilang baru yang akan dibangun Pertamina dalam jangka 10 tahun mendatang.