Jakarta, CNN Indonesia --
Bank Dunia mengemukakan bahwa penerapan investasi berkelanjutan di negara-negara berpenghasilan menengah dan rendah dapat mendongkrak sektor pertanian dan meningkatkan kesejahteraan para petani di berbagai belahan dunia.
"Investasi yang berkelanjutan dan inklusif di sektor pertanian dan pangan menciptakan pekerjaan di sawah, pasar, kota, dan desa sampai sepanjang rantai makanan produksi makanan,” ujar Preeti Ahuja, Manajer Praktik Global Pangan dan Pertanian Bank Dunia, seperti dilansir Antara, Selasa (14/2).
Menurut dia, hal tersebut juga termasuk salah satu kunci dalam memerangi kemiskinan ekstrim serta menyebarkan kesejahteraan secara merata.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bank Dunia yang baru-baru ini juga telah mengeluarkan laporan terkini bertajuk "
Enabling the Business of Agriculture (EBA) 2017 Report” menyebutkan, banyak negara sangat berorientasi secara komersial terhadap sektor pertanian.
Namun, masih ada yang perlu dibenahi, seperti mengurangi beban transaksi bagi petani dan usaha pertanian dalam menjalankan perdagangan domestik dan ekspor.
Selain itu, diperlukan pula perbaikan sistem irigasi, dan menyediakan iklim yang lebih baik bagi pemberdayaan kelembagaan finansial mikro dengan mengeluarkan regulasi yang cerdas.
Karenanya, pemerintah dinilai memiliki peran kunci dalam mendukung dengan kebijakan dan praktik yang bertanggungjawab secara ekonomi, sosial, dan lingkungan, termasuk membantu mengurangi beban UKM pertanian.
Sebelumnya, Wakil Ketua MPR Oesman Sapta mengingatkan, perlu keberpihakan dan perlindungan yang lebih kepada petani nasional. Sehingga, lebih mudah dalam memasarkan produk sektor pertanian dan meningkatkan kesejahteraan para petani.
"Tidak akan ada kemakmuran di Indonesia, kalau petaninya belum makmur," kata Oesman Sapta.
Memakmurkan petani Indonesia, lanjutnya, merupakan masalah besar bangsa Indonesia. Karenanya, kebijakan dan undang-undang yang dibuat harus memberi perlindungan kepada para petani.
"Harus ada keberpihakan kepada petani kita. Harus ada perlindungan untuk petani. Harus ada UU Perlindungan Petani. Selama tidak ada keberpihakan dan perlindungan, omong kosong petani bisa makmur," paparnya.
Oesman juga menambahkan, pemasaran produk pertanian petani juga perlu diperhatikan karena selama ini petani yang berhasil memproduksi kerap menghadapi masalah pemasaran.
(bir)