Jakarta, CNN Indonesia -- PT Bahana Securities mengaku menerima mandat dari lima perusahaan yang akan melantai di bursa atau Initial Public Offering (IPO) hingga Februari ini. Mayoritas dari lima perusahaan tersebut berasal dari anak perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN), dan sisanya merupakan perusahaan swasta.
Presiden Direktur Bahana Securities Feb Sumandar menjelaskan, sebagian besar perusahaan tersebut menargetkan dapat melantai di bursa pada semester I tahun ini. Namun sayang, ia enggan menjelaskan nama perusahaan atau sektor perusahaan tersebut.
"2017 cukup bagus, kami sudah mendapatkan mandat lima perusahaan yang akan IPO," ungkap Feb, Kamis (16/2).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Feb, tahun ini dinilai sebagai tahun yang tepat untuk melakukan IPO. Hal ini disebabkan kondisi tahun depan hingga 2019 mendatang yang terbilang tidak cukup kondusif karena suasana politik yang semakin memanas, menjelang pemilihan presiden Indonesia.
"Tahun 2018 itu sudah mulai ada pergerakan untuk pemilihan presiden, jadi emiten dan bursa melihat tahun ini sebagai waktunya untuk melakukan IPO. Jadi banyak yang ngejarnya tahun ini," ucap Feb.
Lebih lanjut Feb menjelaskan, selain dipercaya untuk menjadi penjamin emisi (underwriting) untuk lima perusahaan yang akan melakukan IPO.
Bahana Securities juga dipercaya untuk menjadi underwriting oleh delapan perusahaan yang akan menerbitkan obligasi, dua perusahaan yang akan menerbitkan rights issue, dan satu perusahaan yang melakukan tender offer atau go private.
Tak hanya itu, Bahana Securities juga mengaku telah menjadi penasehat bagi dua perusahaan BUMN yang akan melakukan transaksi lintas batas atau disebut dengan cross border. Menurut Feb, kedua perusahaan ini berencana untuk melakukan ekspansi.
Namun lagi-lagi, ia enggan menjelaskan lebih detil terkait identitas perusahaan. Hanya saja, tujuan negara dari salah satu perusahaan tersebut masih di Asia Tenggara, sedangkan satunya lagi di Timur Tengah.
Adapun, Bahana Securities menargetkan adanya pertumbuhan underwriting fee sebesar 10 persen dari total raihan 2016 lalu. Pada tahun lalu, perusahaan mendapatkan Rp22,6 triliun dari enam emisi saham, sedangkan dari penjamin emisi 29 obligasi perusahaan memperoleh Rp54,9 triliun.